Saturday, January 26, 2013

ROAD TO BE AN UMMU; TETAP SABAR CARA ALAMI, INSEMINASI ATAU BAYI TABUNG YAH?


Jakarta, 04 November 2012

Program pun akhirnya dimulai dengan rutin konsultasi banyak hal dengan Dr. Budi Woweko guna mengoptimalkan program hamil. Cara alami atau konvensional  belum juga ada tanda-tanda, akhirnya kami mengajukan diri ke dokter Budi untuk mencoba program bantuan.  Program bantuan disini maksudnya PEMBUAHAN BUATAN yang bukan secara alami, bantuan secara kedokteranatau medis.  Cara canggih-lah bahasa kerennya!

Kebetulan dari sisi dana insyaAllah ada, begitu pula dari sisi waktu dan kesiapan mental.  Pemikiran saya dan suami, usia pernikahan kami sudah hampir mencapai 5 tahun bulan Maret 2013 nanti, lalu usia kami juga semakin melaju, jadi jika peluang pembuahan buatan dengan segala kebutuhan yang disyaratkan mencukupi, kenapa tidak dicoba?  Sementara kalau kami ngotot cara alami terus sementara waktu berjalan, bumi berputar (jiyye mulai lebay), iya kalau bisa segera sukses hamil, kalau masih belum juga, kenapa harus menunda-nunda ada cara yang bisa mempermudah.  Soal hasil, Lillahi ta’ala juga, namanya juga usaha.

Ide kami ternyata mendapat tanggapan positif dari dokter Budi, dalam arti kami memiliki syarat dari sisi medis yang memadai untuk program pembuahan buatan/bantuan.  Karena meski menggunakan ‘bantuan’, jika sisi kesehatan pasutri tidak memenuhi syarat maka tidak bisa sembarang dilakukan meski ada duit sekalipun.  Alhamdulillah kami ‘aman’ a.k.a memenuhi syarat untuk melakukan program bantuan.  Pilihannya antara Bayi Tabung atau Inseminasi.  Pilihan yang sulit! Hehehe..ujung-ujungnya duit yang bicara. Fiuh!

Berdasarkan informasi yang saya baca-baca serta informasi hasil seminar lalu, sempat terfikir mau langsung bayi tabung saja, mengingat peluang keberhasilannya yang cukup besar dibandingkan inseminasi.  Apalagi kata Dokter Budi ketika seminar kemarin, peluang Bayi Tabung saat ini hingga 40%, sama artinya besar peluang keberhasilan seperti pasangan yang baru menikah.  Siapa yang tidak tergiur coba? 

Setelah melalui serangkaian pemeriksaan meskipun melalui cara alami kami masih memiliki peluang besar memiliki anak, dengan alasan yang saya ceritakan sebelumnya, maka kami tetap keukeuh mau coba cara pembuahan buatan. Dan diantara dua pilihan tersebut, maka dokter kami menyarankan untuk coba inseminasi dahulu sebelum bayi tabung karena kondisi kami yang masih memungkinkan dari sisi medis serta dari sisi keuangan juga jauh lebih hemat.
“Sayang kalau langsung bayi tabung, mahal! Mendingan coba insem dulu!”, jawab Dokter Budi saat kami mengajukan usulan soal bayi tabung.  Wuah Alhamdulillah banget kalau si dokter sendiri justru mendukung kami mencoba cara yang ‘lebih murah’ dulu, syukur-syukur berhasil meski katanya peluangnya kecil dibanding bayi tabung, maksimal hanya 20%.  Kami Lillahi Ta’ala saja, kalau memang jodoh kami berhasil insya Allah diberikan-Nya.  Kalau tidak ya masih ada cara lain.  Semoga ada rizki kami untuk program selanjutnya andai Inseminasi ini kelak tidak berhasil.  Tapi saya sih optimis saja, chusnudzon sama Allah, berdoa penuh keyakinan bahwa program ini akan berhasil atas izin-Nya.  Kalau-pun tidak, ya pasrah saja atas ketentuan-Nya.  Mau apalagi coba? Ya kan? Daripada doin’ nothing? SEMANGAT!

No comments:

Post a Comment