Jakarta, 30 Oktober 2013
Rasanya setiap
orang yang sudah menikah tahap berikutnya adalah memperoleh ANAK. Kirain, saya dan suami juga akan sama
‘mudahnya’ dengan pasangan lain, sehabis menikah, hanya ‘kosong’ beberapa bulan
lalu saya segera hamil.
Karena sejarah kedua kakak
saya begitu, nggak lama menikah mereka langsung hamil. Tapi berjalannya waktu, bulan ke bulan,
tahun ke tahun, eh kok saya tak juga menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
Setahun
pernikahan lewat, kami-pun mulai mengunjungi dokter, siapa tau memang ada yang
harus dibenahi yang bisa jadi menghambat proses datangnya kehamilan. Berbagai
ikhtiar kami jalankan, bukan cuma kedokter bahkan coba-coba akupuntur ke SiNSE
segala, tapi hehehe..nggak tuntas, karena efek mual-mual yang saya alami
membuat saya kurang merasa nyaman dan yakin. Ikhtiar nggak cuma di Indonesia, ketika suami saya tugas
belajar ke Brisbane-Australia kami juga berusaha berobat ke dokter disana, tes
Labolatorium ina-itu. Tapi
jujur…dari semua ikhtiar, mungkin kami kurang maksimal, kurang tuntas. Bisa jadi..karena itu juga kali yah
HASIL-nya belum keliatan bahkan hingga usia perkawinan menjelang 4 tahun.
Awalnya santai,
“Ah masih setahun pernikahan”, “Baru juga dua tahun”. Apalagi kami ‘menganut’ dan percaya RIZKI SUDAH DIATUR ALLAH
termasuk soal anak kapan datangnya ALLAH SUBHANALLAHU WATA’ALA lebih tahu waktu
terbaik, jadi tak begitu menjadi kegusaran besar. Cuma, kadang gerah juga dengan pertanyan orang-orang;
“Gimana sudah isi belum?”, “Kok belum juga sih?”. Lha mana saya tahu kenapa belum, kami juga sudah usaha gitu
lho!
Kadang mengerti,
wajar lah mengapa orang bertanya, biasa banget kalau sudah bermah tangga
kemudian yang jadi pertanyaan adalah soal anak, tapi kadang jenis pertanyaannya
itu lho yang membuat hati agak mangkel.
Kalau sudah begitu suami saya selalu mengingatkan agar nggak usah
diambil hati pertanyaan atau pernyataan orang, anggap saja itu doa dari mereka.
Aamiin. Dan akhirnya saya sudah
bisa cuek itik sama pertanyaan-pertanyaan orang. Sudah bisa lebih positif menanggapinya.
Kalau soal
pertanyaan orang-orang pada akhirnya bisa saya lalui, dikuatkan dukungan suami
juga. Tapi saya tidak bisa
membohongi diri sendiri, sedihnya hati ini dikala mengetahui orang-orang
terdekat borongan pada hamil.
Suatu waktu, kakak saya dan 3 orang sepupu dekat saya berbarengan HAMIL
. Benar-benar BERSAMAAN, paling
hanya beda hitungan minggu untuk usia kandungan mereka. Bayangkan, misal baru kemarin saya
dapat kabar sepupu yang satu hamil, hari ini sepupu yang satunya lagi, besoknya
kakak saya ‘ngabarin dia juga hamil anak ketiga, eh lusanya sepupu yang baru
saja kawin kasih kabar juga sudah telat mens alias lagi hamil. DANG! CAN’T YOU IMAGINE HOW I FELT? Senang sudah pasti lah, namanya saudara bahagia, masa’ nggak
ikut bahagia. Tapi ada sentimental
lain di hati saya berteriak ‘Iri’, ENAK BANGET MEREKA BISA LANGSUNG HAMIL…SAYA
KAPAAAAN? Alhasil saya cuma bisa nangis sendirian di dalam kamar, sedih dan
senang semua campur jadi satu.
Tapi…75% saya sedih abis, makin menyadari sudah bertahun-tahun tapi saya
tidak juga ada tanda-tanda hamil, disaat orang-orang dengan mudahnya, kenapa
saya begitu sulitnya? Berjuta pertanyaan menggelayut, yang saya sendiri nggak
tahu apa jawabannya. Karena memang
cuma ALLAH yang tahu KAPAN.
“YA ALLAH…SAYA INGIN SEKALI PUNYA
ANAK! *Cuma bisa nangis*
No comments:
Post a Comment