Thursday, December 19, 2013

Mau Bahagia? Ini Kuncinya!

Saya suka sekali petuah dibawah ini.  Smoga bisa bermanfaat juga bagi pembaca blog saya sekalian yah!

Kebahagiaan jangan diukur dari apa-apa yang belum kita miliki sekalipun itu harapan kita.  Karena belum tentu keinginan yang belum ada itu memang sesuai untuk kebutuhan diri kita.  Tidak selamanya baik itu baik untuk kita, malah bisa jadi sebaliknya sesuatu yang buruk bisa menjadi sesuatu yang baik bagi kita. 

Jika ingin merasakan bahagia sesungguhnya, maka tanamkan rasa syukur segenap hati.  Rasa syukur adalah menerima dan menikmati apa-apa yang sudah ada, segala hal yang dikirimkan Allah Ta'ala untuk kita.  Karena sudah pasti ketentuan Allah adalah segala hal yang terbaik untuk kita meski kadang tidak sesuai harapan kita.  Balik lagi pernyataan di atas, ingat bahwa sesuatu yang baik menurut kita tidak selamanya memang baik untuk kita.  

Jadi...bahagia itu enjoy our life NOW in (not only) good and right way, indeed! Alias NIKMATI HIDUP KITA SAAT INI secara baik dan benar (baik doang juga nggak cukup!).

Nggak usah terlalu musingin hal kemarin-kemarin, tapi jadikan masa lalu sebagai pelajaran.  
Bahwa hari ini refleksi dari masa lalu, jika hari ini SAYA MASIH DI LEVEL A, mungkin karena usahanya masih MINUS A.  Jika ingin lebih baik ke hasil LEVEL YANG LEBIH TINGGI, so...usaha kita harus lebih dari masa lalu di minus A, minimal A+, terus positif dan terus positif lagi. 

Nah!  Pada setiap proses kehidupan berusaha day by day itu lah rasa syukur nggak boleh lepas, harus selalu jadi bagian diri.  Karena menikmati setiap langkah hidup itu lah bagian dari kebahagiaan. 

For example :
Sepasang suami istri yang sudah lama menikah, belum juga dikaruniai anak.  Namun, beberapa aspek kehidupan lain telah terpenuhi.  Misal : keluarga dari masing-masing pihak hidup damai tentram, nggak ada konflik antar menantu-mertua.  Kehidupan sosial baik, materi tidak kekurangan meski belum bisa dikategorikan berlebihan, bisa makan enak di resto ternama meski nggak tiap minggu juga, bisa berwirausaha sendiri bukan sebagai karyawan kantoran alias jadi bos untuk diri sendiri, bisa jalan-jalan berdua sama suami dalam dan luar negeri.  Kurang apa coba? (BTW, AM I CURCOL? Hehehehe...)

So...belum adanya anak-anak diantara mereka rasanya tidak mengurangi rasa bahagia pada tahapan sebagai suami-istri dengan kehidupan pendukung lain-lain tadi yang sepertinya sudah lebih dari kategori membahagiakan.  Itu kalau ada rasa syukur.

Tapi..kalau ada anak-anak, bukannya lebih bahagia?   Berbahagia yang berbeda bukan soal lebih bahagia atau kurang bahagia.  Tentu saja bahagia pada tahapan hidup berdua saja dengan suami/istri dengan tahapan berkeluarga ada anak-anak, ada nilai kebahagiaan masing-masing yang berbeda 'value-nya.  Bukankah hidup memang terdiri berbagai tahapan?  Begitu juga kebahagiaan.

Nah!  intinya...bahagia itu BUKAN tercapai pada satu titik poin tertentu saja.  Bukan seperti ini : hidup akan bahagia jika sudah menikah (apa kabar yang belum menikah terus dikatakan nggak bahagia gitu?); Bahagia itu jika menjabat posisi TOP MANAGER sebuah perusahaan besar (Helloooo! Being an enterpreneur tuh cool and happy berats lho!); Bahagia itu kalau sudah bisa beli mobil sendiri (Ehemmm yang punya motor juga bisa jalan-jalan Jakarta kok yah tetep bikin HAPPY!).  NGGAK GITU JUGA KALLLEEE!
Bahagia akan selalu ada pada setiap tahapan hidup, tergantung bagaimana kita menilai bahagia itu sendiri, tentunya dengan tidak melupakan RASA SYUKUR!

Mak Dar It alias Maka Dari Itu....BERSYUKUR lah selalu!
Alhamdulillah!

Wassalam
JeungRirie


Tuesday, December 17, 2013

PROLOG of My Novel's Project

Bismillahirrohmaanirrohiim

Inssya Allah saya akan kembali menulis, melantunkan melodi untaian kata-kata, bermimpi dalam torehan tinta pada kertas.  Kali ini berlatar belakang pengalaman sendiri dibalut sedikit dan banyak improfisasi.  Semoga bisa berbgai secara positif dan menebar manfaat, Aamiin.

Doakan saya tidak terjebak dalam 'kemalasan' menyelesaikannya yah!


PROLOG
(NOVEL : PERMATA HATI-Kerinduan hati perempuan-


Kehidupan layaknya sebuah perjalanan darat, adakalanya berjalan landai, ada kalanya mendaki bukit, kadang halus bak jalanan beraspal atau kadang banyak terjal menghadang.  Kadang kita harus menekan gas sekencang mungkin agar bisa segera mencapai tujuan atau justru harus sedikit bersabar dalam pijakan rem, karena terburu-buru juga tak selamanya baik. 

Begitu pun perjalanan kita dalam kehidupan yang tak selalu mulus juga tidak bisa dihindari dari pelbagai tahapan.  Tahapan-tahapan yang mau tidak mau harus dihadapi meski kadang tak sesuai harapan.  Setiap tahapan yang berlaku umum dimanapun.  Hanya soal waktu dan takdir saja yang membedakan.

Masa anak-anak memasuki tahapan remaja yang kemudian masuk dalam tahapan dewasa dimana dimulainya perjalanan kehidupan sesungguhnya.  Tantangan kehidupan dimulai saat kita mulai memasuki usia dewasa kita diberi pertanyaan oleh alam, KAPAN MENIKAH?  Bukan pertanyaan yang mudah bukan?  Jika sudah ada calonnya mungkin tinggal menyebutkan bulan perkiraan, jika masih di awang-awang tentu hanya bisa menjawab dengan senyuman, itu pun kadang bisa senyuman terpaksa.  Kita kan hanya manusia biasa, mana kita tahu kapan waktu akan menikah.  Tapi itu sesuatu yang normal, karena bukankah setiap manusia dewasa pada akhirnya memang selayaknya memiliki pasangan hidup yang ditautkan dalam sebuah ikatan yang disebut pernikahan?

Apabila pertanyaan atas “Kapan menikah?” sudah ada jawaban, maka bukan berarti ujian kehidupan telah berakhir.  Akan ada berjuta pertanyaan yang tiada akan berhenti meski sudah terjawab pada satu tahapan, bersiaplah pada pertanyaan selanjutnya yang kadang sulit sekali dijawab.  Bahkan kadang (atau mungkin banyak) harus dijawab melalui tangis air  mata.   Pertanyaan selanjutnya adalah “SUDAH PUNYA BERAPA ANAK?”.

Untuk pasangan yang baru menikah dan langsung dikaruniai kehamilan dan kemudian menjelma menjadi sosok yang disebut anak bukanlah pertanyaan sulit, “Alhamdulillah sudah satu” atau “langsung dikasih kembar nih!”.  Nampak indah sekali bukan?  Pertanyaan ujian kehidupan pada tahapan ini tidaklah terlalu sulit.

Lalu…apa kabar dengan pasangan yang perjalanan rumah tangganya tidak semulus pasangan-pasangan pada umumnya seperti itu?  Pasangan yang harus menanti tidak dalam waktu yang cepat, harus menunggu dalam tempo waktu yang tak ada yang bisa memastikan berapa lama.  Hanya Sang khalik-Allah-lah yang tahu.

Pada tahapan khusus ini adalah tahapan yang sungguh tidak mudah, baik bagi si istri maupun si suami.  Karena setiap pasangan yang menikah pada akhirnya tentu juga bertujuan memiliki keturunan, kehadiran anak-anak yang merupakan peleburan cinta dan kasih kedua orang tuanya.  Merindukan kehadiran tangis bayi memekik telinga yang pasti terasa bak lantunan melodi. 

Namun apa daya, ujian kan memang tak selalu mudah.  Pasangan-pasangan khusus tersebut harus sedikit atau…harus banyak bersabar dalam penantian.  Bisa jadi, Tuhan ingin melihat sejauh mana kekuatan kita dalam berusaha dan menanti. 

Meski kadang hampir jatuh dalam kubangan putus asa.  Sungguh tidak mudah menghadapi kenyataan bahwa ujian kehidupan berumah tangga salah satunya menanti yang dinanti, yang pasangan lain bisa dengan mudahnya, baru menikah langsung ‘jadi’, sementara ada yang harus menanti bertahun-tahun berteman dengan waktu dan rasa sabar. 

Tak jarang air mata jadi teman setia, saksi betapa keras keinginan menanti jawaban ‘itu’ tiba.  Kapan?  Wallahu’ama, hanya Allah yang tahu.

Dan, seperti janji Tuhan pada hambaNya, setiap ujian adalah sesuai kesanggupan manusianya.   Dia hanya minta manusia berusaha, bersabar dan berdoa.  Semoga…pada waktunya nanti Kau izinkan kami-kami, para pasangan yang menanti dengan kesungguhan, Kau izinkan memeluk penerus-penerus sedarah kami Ya Robb!  Memeluk anak-anak kami yang hadir atas restu dan izinMu, Aamiin Yaa Robb!

Thursday, December 12, 2013

Sosok sukses itu?

"Kesuksesan bukan tentang kuantitas/jumlah semata, tapi seberapa besar kita bisa menginspirasi orang lain"

Saya terenyuh dan terdiam saat membaca quote tersebut suatu hari. Simple  tapi penuh makna. SETUJUH PISAN EUY!

Jamak banget kalau kita sering mengagumi seseorang karena definisi kesuksesan yang cenderung nominalisasi, kuantitas seperti jabatan, gaji besar, omset tinggi,  jenjang karir bagus, dan sebagainya. Tentu tidak ada yang salah, hanya saja tentu kesuksesan jadi begitu sempit jika orang sukses hanya dikategorikan si kaya, si terkenal, si Pemilik usaha omset sekian ratus juga atau miliar.

Sukses tidak semata-mata nilai fisik tapi juga lahiriah. Ini versi saya. Bahwa seperti kata quote diatas, bahwa nilai sukses sesungguhnya bukan hasil fisik tapi adalah seberapa besar kita mampu/bisa menginspirasi orang lain secara positif dari apa yang kita lakukan atau berikan.

Mario Teguh saya anggap sukses karena beliau mampu menginspirasi orang melalui tutur kata yang santun, lembut dan motivated!  Oki Setyana Dewi-artis dan juga penulis yang istiqomah berpenampilan sesuai suariat Islam saya kategorikan sukses karena mampu menginspirasi banyak muslimah untuk tetap pada komtimen yaitu Istiqomah berhijab syari di lingkungannya apapun tapi karyanya tetap diterima kalangan manapun.  Muhammad Assad penulis NOTE FROM QATAR sukses mampu menginspirasi banyak anak muda untuk berkarya selagi muda.  Dan masih banyak orang sukses lainnya yang menginspirasi memberikan banyak manfaat dari nilai yang mereka berikan bukan dari nilai apa yang mereka hasilkan.

Saya anggap mereka sukses bukan karena besarnya nilai jasa untuk mengundang seorang Mario Teguh yang konon bisa puluhan juga untuk 1 jam bicara (tapi worthed lah dengan kualitas diri beliau), tapi karena siapa sih yang tidak terpukau dengan cara beliau memotivasi, buktinya beliau laku diundang dimana-mana karena berarti dianggap mampu menginspirasi orang lain hanya dengan berkata-kata which IS tidak mudah lho. Coba aja pidato1 jam di acara RT tanpa membuat tamu bosan ! Mikir kan?

Oki Setyana Dewi saya anggap sukses bukan karena eksis main sinetron atau terkenalnya dia, tapi karena dia sungguh dia telah membuat banyak muslimah meningkat percaya dirinya meski dengan berhijab lebar berbaju longgar yang mungkin jauh dari sisi fasih in trend mode tapi kaya akan karya, buktinya bukunya banyak dicari pembaca muslimah alias laris manis.  Begitu juga dengan tokoh-tokoh lain yang saya sebut diatas tak kalah menginspirasi melalui sepak terjang mereka memberi manfaat bagi orang lain,

Jadi bukan berapa kekayaan Mario Teguh, Apa sinetron atau film Oki Setyana Dewi, bukan pula berap keuntungan usaha seorang anak muda belum 30 tahun tapi sudah punya usaha sendiri jadi penulis pulak! Bukan itu saudara-saudara! Tapi kesuksesan mereka dimata saya karena mereka adalah sedikit dari contoh orang sukses yang mampu menginspirasi banyak orang termasuk saya untuk Berfikir atau bertindak secara positif dan memberi manfaat bagi orang lain seperti apa yang mereka lakukan dan berikan.

Bukankah Rasulullah mengajarkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat?

Nah! Sosok paling menginspirasi adalah seorang Rasulullah, Muhammad Shalallahu'alaihi wassalam.  Beliaulah sosok paling sukses di dunia. Kemulian beliau sebagai seorang hamba Allah semakin mengukuhkan bahwa tak salah ditakdirkan sebagai Rasul Allah Ta'ala.  Banyak hal bahkan hampir seluruh bagian dari diri beliau menginspirasi karena selalu berorientasi pada memberi manfaat.

Beliau menginspirasi bukan karena berapa banyak penyebaran agama Islam di dunia, tapi karena beliau seorang pejuang yang tiada kelemahan, tiada keluh, tiada patah arang/asa.  Selalu apapun yang dilakukannya diperuntukkan bagi umatnya dengan tetap pada komitmennya pada Allah Azza Wajalla.

Semoga kita bisa menjadi orang-orang bermanfaat bagi orang banyak minimal mampu menginspirasi orang lain dari tindakan-tindakan positif kita.  Aamiin! Mari berkarya!

Yuk belajar dari yang

Wednesday, December 4, 2013

Islam: Akidah-Syariah-Ahlak

Kemarin hari Rabu, seperti biasa saya mengikuti kajian rutin di rumah teman. Berikut salah satu kutipan ilmu yang penting banget untuk dibagikan.  Kajian sih sebenarnya bertemakan IMAN PADA ALLAH.  Tetapi sebagai mukadimah Ustadz membahas sedikit tentang Islam secara umum, dan ini poin yang saya sebut penting tapi untuk dibagikan.

Islam terbagi menjadi 3 point :

- Akidah yang bersih : bersih dari hal-hal menyekutukan Allah Ta'ala (No Syirik).
- Syariah : menjalankan kehidupan sesuai syariah Islam yaitu firman Allah dalam AL-Quran & petunjuk Rasul yang disabdakan ya melalui Hadist.
- Ahlak : Umat Islam sesungguhnya adalah yang berakhlak baik, baik itu mencakup Ahlak terhadap Allah (habblumminallah) maupun kepada manusia (manusia).

Secara keseluruhan sebagai umat Islam seharusnya memiliki ketiga point diatas yaitu berakidah yang bersih; tidak percaya ramalan bintang termasuk di dalamnya lho. Menjalani kehidupan sesuai SYARIAT ISLAM; sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Quran dan Hadist serta berakhlak yang baik seperti santun bertutur kata, tidak sombong, tidak menggosip meski cuma nonton infotaiment, menjaga silaturahmi dan sebagainya.

Ada tipe muslim yang dia hanya meyakini Allah sebagai satu-satunya pencipta, tidak percaya dukun/sejenisnya, berarti berakidah bersih.  Namun tidak menjalankan syariat agama yang seharusnya, cara shalatnya masih ngasal, laki-laki tidak sholat ke mesjid (Hey! Tahukah kamu laki-laki wajib sholat ke mesjid?), wanita tidak menutup auratnya sesuai syari (paha & ketiak obral kemana-mana), berarti secara syariah belum benar.  Meskipun dia berakhlak baik; ramah pada setiap orang, sering bersedekah, santun bertutur kata, tidak suka menggunjingkan orang. Kemana syariahnya?

Ada juga tipikal yang berakidah hanya pada Allah Subhanallahu wata'ala; tidak menjalankan ritual-ritual adat budaya (menentukan hari baik untuk pernikahan termasuk perbuatan Syirik lho), menjalankannya kehidupan sesuai Syariat Islam yang tercantum dalam Quran & Hadist; menutup aurat secara syari, laki-laki memelihara jenggot.  Namun berakhlak tidak baik; masih suka membicarakan aib orang (nonton infotainment termasuk lho gibah lho), bertutur kata kasar, sombong, mengeksklusifkan diri.  Nah kemana Ahlaknya?

Jadi...kalau misalnya ada muslimah berjilbab tapi masih suka bergosip,
"Idih! Ga sayang sama jilbabnya masih suka ngomongin orang!".  
JANGAN salahkan jilbabnya, IT IS TWO DOFFERENT THINGS SISTA!Dengan jilbabnya berarti dia sudah menjalankan Islam sesuai syariah, nah negative side-nya yang gossiper itu kan soal Ahlaknya. SYARIAH Islam yang dijalankannya sudah benar, AHLAKNYA yang belum benar, baru kelihatan kan itu ternyata 2 hal berbeda?
Lebih buruk sudah tidak berjilbab eh masih suka nonton infotainment plus membicarakan aib temannya sendiri, IT IS TOTALLY WORSE!  So..mari kita tutup aurat dengan benar dan juga kita perbaiki Ahlak kita. Keren yah! Eh tentunya jangan syirik, dosa besar, pokoknya JUST ALLAH AZZA WAJALLA!

WOW! Membaca detil dan mencoba memaknai poin-poin diatas ternyata kita masih jauh dari Islam sebenarnya yah? Astagfirullah!  Yuk sama-sama kita perbaiki diri menjadi insan muslim yang lebih baik hari ke hari, aamiin.  InsyaAllah.

Jeungririe 

Jadi, kalau Muslim sebenarnya haruslah mencakup tiga poin diatas yah? Sudah sanggup kan kita?

Tuesday, December 3, 2013

Bule yang Muslim

Dua hari yang lalu saya pergi ke sebuah toko buku di Mall Ambasador. Setelah keliling sana-sini akhirnya saya nemplok di rak bagian buku-buku Islam. Baru saja membelokkan tubuh ke bagian rak tentang doa-doa, tiba-tiba seorang pria bule berambut semi hitam bercampur uban menyapa saya dengan logat Inggris tulennya (ya iyalah namanya juga bule! :p).

"Excuse me! Do You Know where do I can get the english version of This Book?", tanyanya sambil menunjukkan buku kecil berjudul PANDUAN DOA HAJI & UMROH. Seketika saya ter-amazed (bahasa apa pula ini). Maksudnya saya terkejut terpesona, bule tapi kok menanyakan buku Islam, Ah dia pasti mualaf karena menikah sama orang Indonesia nih! Tebak saya sok yakinnya.

Sayapun kemudian mencoba menjawab bahwa (sepertiya sih) tidak ada versi bahasa Inggrisnya dari buku yang dia maksud di toko buku ini untuk buku agama Islam, kecuali di toko buku satunya lagi tak jauh dari toko buku yang sedang kami kunjungi yang memang menyediakan buku-buku Islam berbahasa Inggris (Namanya Dakwah Corner di Mall Ambasador yah! *Promo). Meski si Bule sudah mengucapkan terima kasih atas jawaban saya, saya tak mau kehilangan moment, PENASARAN, cacing luar Londo kok ya ngomongin buku Islam?

Akhirnya pertanyaan saya terjawab dari diskusi kecil kami (yang kami lakukan sambil berdiri dicicipi).
Pak Refik - nama Pak Bule itu kemudian saya ketahui adalah. ASLI ISLAM, bukan mualaf apalagi baru belajar Islam. I WAS MUSLIM SINCE I WAS BORN! Jawabnya diplomatis.

Bagaimana saya tidak surprised? Bertemu langsung bule asli kebangsaan Australia ternyata beragama sama dengan saya. Pasalnya wajahnya bule banget bukan ke-Arab-Arab-an atau India-India-an (lho India juga banyak pemeluk Islam kan?). Mungkin adanya darah Turky dari buyut-buyutnya (cerita si Bule) yang membuat dia dan keluarganya Islam sejak awal layaknya kita.  berbahagia lah kita atas hidayah terbesar dari Allah yaitu menjadi Islam sejak lahir, wallahu'alam.

Mungkin bagi orang lain membaca cerita saya ini, It's just a simple thing and story. Tapi bagi saya pengalaman yang unik dan luar biasa.  Bertemu dengan sesama saudara muslim terutama dari benua lain adalah salah satu hal yang selalu menjadi daya tarik untuk saya, banyak cerita, banyak pengalaman dan biasa jadi ilmu.

Seperti dengan Pak Refik, I got knowledge bahwa Iman dan Islam adalah pagar kita untuk Istiqomah ibadah di manapun kita berada.  Meski dilingkungan minoritas sekalipun. ALLAH & RASULULLAH! Ujarnya sambil menunjukkan jarinya ke dadanya.

Pembicaraan kami akhirnya ditutup dengan sesi Pak Refik menunjukkan foto-foto keluarganya di telepon genggamnya. Tak ketinggalan beberapa foto dia melayani tamu-tamu Asia yang berkunjung ke kotanya di Melbourne. "Come and visit us! We are muslim, we are family!", ujarnya sebelum salam perpisahan kami.

ASSALAMMU'ALAIKUM! Salamnya dan berlalu.
WA'ALAIKUMUSSALAM Sir! Balas saya dan kamipun berpisah.

Jeungririe

Be positive, Yuk!


Doing all good and right things 'cause of Allah Ta'ala.

Sungguh salah besar orang yang menduga saya berpuasa sunnah karenaa tujuan tertentu selain karena beribadah pada Allah Ta'ala.  Jujur, telinga ini agak panas ketika ada orang yang beranggapan bahwa saya rutin menjalankan puasa sunnah dihubungkan dengan kata yang disebut DIET.

"mau ngurusin badan yah?"
"ah paling juga dia mau turunin berat badan?"
"sering amat puasa? Diet yah?" DANG!

Hellooooo....
FIRST! Jangan ber-suudzon sama orang.

SECOND! Meski saya pernah terobsesi sama diet terus melegalkan secara cara sampai rutinitas agama pun jadi alasan untuk langsing gitu? (It was happened alias duluuuuu).
I am trully understand kalau setiap ibadah kita itu harus niatnya ya hanya karena Allah semata.

THIRD! Cobalah untuk mengapresiasi orang lain secara positif, dan berhentilah melihat orang lain dari sisi jeleknya. *tariknafasdalam

Hikmahnya buat saya dan kita semua, apa yang orang lain lakukan jangan kita berlakukan pada orang lain. Belajar untuk selalu positif dalam menilai orang lain memang tidak mudah, tapi jika tidak dibiasakan mungkin selamanya jadi sulit. So...let's positive thingking about someone else and let's appreciate each other? Asyik kan? ;)

Wassalamualaikum
Jeungririe