Wednesday, September 5, 2012

Stories behind Eid Fitri 1433 H

STORIES BEHIND IED MUBARAK

Alhamdulillah lebaran tahun ini “sama”, ngga beda baik Pemerintah maupun salah satu organisasi.  Plong buanget begitu tau meski sebelumnya sempet agak deg-deg-an. *fiuh!
Bukan apa-apa, di keluarga saya yang kental banget Muhammadyah-nya biasanya “kompak” Cuma nunut sama apa keputusan organisasi lambing Matahari itu.  Nah mulai tahun ini, saya sama suami agak “membelot” mulai patuh sama keputusan Pemerintah.  Tentu kami punya alasan kuat mengapa kali ini berani-beraninya membelot dari kebiasaan keluarga.  Hehehe…meski agak deg-deg-an ketika menyampaikan perbedaan ini, syukur Alhamdulillah dipermudah sama Allah.  Makasih ya Allah! ;-)

Balik soal cerita Lebaran.  Senangnya bukan main begitu tau WUAH LEBARANNYA SAMA DI TANGGAL 19 AGUSTUS.  Jadi deh pake’ baju lebaran samaan di hari yang sama, makan ketupat opor khas mama, yang pasti bebas dari suasana kikuk karena perbedaan (Oups! Yeah It was happened when Ramadhan 1st was decided).
Lagi-lagi bersyukur tahun ini kami keluarga besar kembali berkumpul di suasana lebaran, mengingat hampir semua anak mama & papa sudah berumah tangga.  Ada kalanya salah saut anak yang berlebaran di kampong halaman pasangan serta kakak tertua saya yang sudah sekitar 2 tahun-an menetap di Pekanbaru membuat kami bisa saja berlebaran di tempat yang berbeda.  Contihnya tahun lalu, karena papa masih tugas di Prekanbaru serta memang asal Papa disana, kami berlebaran disana, namun kakak kedua saya berlebaran di Sukabumi kampung halamannya.  TAHUN INI? Kumpul Jakatra dong!

Jika tahun lalu sudah ada 4 kipyik-kipyik-keponakan saya dari kakak-kakak kandung, tahun ini sudah nambah 1 lagi dari kakak pertama jadi genap 5 menambah riuh keramaian suasana berkumpul kami.  Tau sendiri dong hebohnya anak kecil kisaran usia 5-10 tahun kayak apa? Belum lagi keberadaan 7 month new baby, wuih seperti punya sekolah kecil :D.
Seperti biasa, beberapa hari menjelang lebaran kami sudah repot (yang menyenangkan pastinya) mempersiapkan hal-hal sehubungan lebaran.  Mama yang paling repot di dapur dengan idealismenya SEMUA MASAK SENDIRI.  Tapi memang ASELI, nggak ada masakan khususnya lontong opor dkk-nya yang se-ENAK buatan mama.  Saya? Heboh dengan jahitan yang dalam waktu nggak sampai sebulan kudu selesaikan 4 buah baju lebaran untuk  kami cecewek-an; mama, 2 kakak saya dan buat saya sendiri dong! YES I SEW OUR IED DRESSES LHO! *Promosi!:D
Soal baju ini, senangnya bukan main saya akhirnya bisa menyelesaikan semuanya sendiri, dan punya saya sendiri selesai pas di malam takbiran, hehehe hampir aja make’baju un-finished.  Ke esoknnya pas pada dipae’ itu baju-baju berbagai model dengan jenis bahan sama, saya sampe’ norak, rada nggak percaya bisa mempersembahkan “karya kecil” itu bagi keluarga saya.  Meski ekpektasi  penerimaan keluarga tidak seperti harapoan saya, tapi saya tetap bersyukur.  Yah namanya juga  manusia, adalah ngarep-ngarep pujian or minimal pendapat.  Ada sih tetep dipuji dari kakak pertama dan suaminya, “Bagus kok!”, “Wuah nggak nyangka ya Cuwi punya bakat terpendam bisa buatin 4 baju skealigus!”, ujar kakak pertama dan suaminya.  Hwuhehehe..kepepet cyiiin udah keburu janji.  Tapi apresiasi kan nggak melulu melalui kata-kata yah?  Melihat Mama dan kakak-kakak memakai baju yang mungkin nggak terlalu WAH seperti lebaran-lebaran biasanya saja sudah bentuk penghargaan mereka pada karya saya.  Belum lagi, kakak kedua saya yang rela memeinjamkan jilbab-jilbab kerennya yang rada nge-bling untuk kami semua supaya makin kompak! CEILEEEEE….But after all…melihat semua busana-busana itu mendarat cantik ditubuh mereka saja saya sudah SENANGNYOOOO ampun-ampunan kok, Alhamdulillah!

Kehebohan lainnya yang agak beda di keluarga kami kali ini adalah hebohnya sessi foto-foto.  Jika di tahun sebelum-sebelumnya narsisme foto Cuma pada anak-anak (cecewek-an khususnya), tahun ini efek gadget akhirnya menularkan semangat bergaya depan camera hingga di kedua orang tua kami, asyiiikk…jadi suasana berfoto makin ciamik cing! (Duh jadul bener ini kata-kata).  Sibuklah kami bergaya sana-sini, lucunya meski ada tamu, kami hanya berhenti sesaat.  Begitu tamu pulang, foto-foto lanjut lagi dong! ;-)

Duh, rasanya semua mau diceritain, tapi..selain pegel ngetiknyam ntar bosan juga kali bacanya.  Pokoknya Alhamdulillah, again kami diberkahi keindahan di bulan Ramadhan, terutama kehadiran anggota keluarga inti yang LENGKAP, sehingga Susana ber-FITRI-an kental terasa.  Harapan saya dan kammi semua, semoga tahun depan bertambah lagi kekelengkapan keluarga kami, khususnya kehadiran cucu, keponakan dan anak di keluarga ini yang berasal dari rahim saya, Aamiiiiiin ya Robbal Alamin.

Now..let’s enjoy the pictures!


Papa & Mama

Kakak pertama (Ratih), Suami (Aznan) dan kiddos

Sisters & Brother


Perjalanan menuju lapangan sholat Idul Fitri


Suasana bermaaf-maafan

Kakak ke-2 (Rika) suami (Rikzantara) & Kiddos


Saya, Suami (Miskam) & Kiddos *ngaku2 :D


Eksis sama kiddos


Saya & Suami tercinto nich ;-)


Our big family


Kids are still kids yah?


Cecewek-an wearing my hand made eid dress ;-)

Wassalam
Jeung Rie