Seperti posting-an saya sebelumnya,
sebenarnya saya ‘dihalalkan’ dokter untuk testpack (untuk mengetahui inseminasi
sukses atau nggak) minimal 2 atau 3 minggu setelah tanggal inseminasi, atau minimal
sudah telat 1 minggu dari jadwal mesntruasi. Tapi sebuah kejadian mengakibatkan testpack maju lebih cepat
dari jadwal.
Sebelum masuk ke cerita proses testpack,
sebenarnya sehari setelah inseminasi saya kena sindrom OHSS yang membuat saya
terpaksa dirawat di RSCM sampai 3 kali berulang. Iya nggak cuma SEKALI, tapi TIGA KALI! Nah cerita OHSS secara detail saya
ceritakan secara terpisah yah.
Hubungannya sama testpack, sehari setelah
saya pulang dari rawat di rumah sakit yang kedua kalinya, tiba-tiba OHSS masih
menyerang, perut saya rasa makin membengkak dan susah bernafas. Perasaan panik membuat saya dan suami
memutuskan menghubungi dokter obgyn saya karena saya menduga ini masih ada
hubungannya sama OHSS. Setelah
melaporkan apa yang saya rasakan, dokter menyuruh saya test urin. Sempat linglung (atau karena menahan
rasa sakit perut yah?), dengan polosnya saya nanya test urin maksudnya apa sama
dokternya. TESTPACK BU! Jawab Dr.
Budi-dokter obgyn saya melalui SMS.
*DANG!
Meluncurlah suami saya segera ke apotek
membeli obat tambahan pereda rasa sakit dan testpack pesanan dokter. Karena masih suasana pagi hari, jadi ke-valid-an testpack
nanti tentunya masih representative.
Saya tiba-tiba jadi deg-deg-an setengah mati. Saya buka kalender di handphone, eh ini kan masih 12 hari
setelah di insem alias belum 2 minggu, tapi memang sudah agak lewat dari jadwal
mens seperti bulan lalu. Dalam
benak saya bertanya-tanya kalau belum 2 minggu begini apa hasilnya sudah bisa
terdeteksi secara akurat? Wallahu’alam.
Saya cuma bisa pasrah.
Setelah suami pulang saya bergegas minum
obat dahulu guna meringankan rasa sakit di perut yang makin menjadi. Sekalian minum air putih yang banyak
supaya kebelet pipis. Namanya juga
testpack, kan harus melalui air seni.
Setelah merasa ingn buang air kecil alias
pipis, saya menyegerakan diri ke kamar mandi meski agak terseok-seok dengan
perut yang masih sakit namun sudah agak mendingan efek obat pereda sakit
tadi. Kemudian segera lah saya
melakukan test pack didalam toilet dengan rasa deg-deg-an tak terkira.
Setelah dicelupkan dalam air urin saya,
kemudian saya letakkan testpack beberapa saat. Sambil duduk menunggu saya cuma bisa berdoa dalam hati, yang
terbaik dari Allah dan kalau bisa sih positif hamil. Aamiin
Tak berapa lama saya membalikkan badan
sambil mulut komat-kamit mengucap BISMILLAH mengecek hasil testpack. Awalnya satu garis makin menebal, dalam
hati saya, “Yah cuma satu garis deh!”.
Maklum selama ini kalau pernah testpack, memang sudah bisa menebak akan
cuma satu garis. Tapi entah datang
darimana, tiba-tiba saya punya keyakinan akan dua haris (ke-PD-an nggak
sih?). Maka saya pantang
memalingkan mata ini dari testpack yang masih berproses. Eh benar saja, tiba-tiba ada satu garis
lain muncul meski samar-samar, namun terbaca jelas oleh mata ada garis yang
lain. Ya Robb, apakah ini yang
dinamakan 2 garis berarti POSITIF?
Saya gemetar, merinding, seakan tak percaya. Kali ini ucapan yang keluar berganti menjadi ALHAMDULILLAH
meski masih ada sedikit perasaan ragu.
Keluar kamar mandi, bersamaan dengan suami
saya yang masuk ke kamar. Saya
tunjukkan hasil testpack itu padanya.
Dia nampak kaget, namun masih tak begitu yakin. “Yang penting kamu sudah enakan aja
dulu Yank!”, ujar suami saya.
“Tapi ini 2 garis lho Yank, meski
sama-samar tapi yang aku tahu dari baca-baca meski samar-samar sudah tergolong
positif hamil!”.
Akhirnya untuk memastikan saya SMS saja Dr.
Budi mengenai hasil testpack.
“Dok! Saya sudah testpack, hasilnya 2 garis
tapi yang satu garisnya masih samar-samar hanya saja terlihat jelas ada garis
lain Dok!”, laporan saya melalui SMS.
“Iya Bu, itu positif hamil!”, balas Dr.
Budi yang membuat saya berteriak dalam hati menahan gembira. Ya Allah, saya HAMIL? Akhirnya saya HAMIL? Betulkah ini?
Langsung sujud syukur!
Finally, SAYA HAMIL! Alhamdulillahirrobbil
Alamiin.
Semua karena kuasa Allah, tiada lain karena
Allah. Saya, suami, dokter dan
obat-obatan hanya perantara. Dan
takdir akhirnya melihat 2 garis di testpack semata-mata keputusan yang hanya
Allah yang punya kuasa menentukannya.
Terimakasih ya Allah!
*nangisterharu
Ma syaa Allah 🤲🏾😍
ReplyDelete