Saturday, January 26, 2013

ROAD TO BE AN UMMU; The day of INSEMINATION



Jakarta 27 Desember 2012

Alhamdulillah, proses suntik menyuntik hormon akhirnya akan berakhir, pengecekan terakhir, dokter menyatakan kondisi telur saya sudah sangat bagus, ada beberapa telur yang berdiameter bagus (minimal harus 18 mm), dan dari sekian telur yang banyak untuk yang memenuhi syarat ada lebih dari 3 dengan rata-rata berdiameter dengan range 19-21 mm.  Cihuuyy…siap ‘dikawinkan’ dong yah Dok sama sperma suami saya? ;=)

Kemudian, saya diberikan suntik pecah telur supaya telur-telur yang matang itu pecah dan siap dibuahi oleh sperma.  Tapi nggak serta merta langsung di insem, karena proses pelepasan telur sendiri selayaknya pada proses normal membutuhkan waktu kurang lebih 48 jam.  Jadi baru dua hari kemudian saya menjalani proses inseminasinya.  Ohya, saat mau pulang, dokter kami sempat berpesan, “Banyak makan protein ya bu! Putih telur yang banyak! Soalnya telurnya banyak nih!”.  Saya pun hanya angguk-angguk saja, keburu senang, jadi saran dokter di iya-iyakan saja.

Tiba-lah saatnya, dua hari setelah suntik pecah telur kemarin, sehari setelah hari natal, pagi-pagi suami lebih dahulu ke rumah sakit untuk di cuci spermanya memisahkan sperma dengan air mani dan dipilih sperma-sperma yang berkualitas terbaik. (Supaya nanti anak-anaknya pintar yah DOk? Hehehe).  Washing sperma ini sendiri memakan waktu sekitar 2 jam-an.  Tapi dokter jaga di rumah sakit berpesan agar saya dan suami datang di atas jam 1 saja karena dokter yang akan meng-inseminasi masih ada tindakan operasi sampai siang.  Duh pengunduran membuat saya makin deg-deg-an aja deh.

Sampai rumah sakit, setelah sholat dan makan. Kami masih harus menunggu dokternya selesai operasi.  Selain deg-deg-an saya juga harus menahan rasa tidak nyaman menahan pipis.  Jadi, disyaratkan sebelum di insem si istri harus dalam keadaan menahan pipis (kebelet pipis gitu deh) agar rahimnya turun sehingga sperma yang nanti disemprotkan akan lebih mudah mencapai rahim tempat nantinya ketemu sama telur.  Menunggu si dokter yang agak lama, saya terpaksa bolak balik minum yang buanyaaak, eh sudah kebelet belum juga dipanggil terpaksa saya pipis dulu daripada ngompol hehehe…Akhirnya kondisi ‘kebelet pipis’ ketiga nama saya dipanggil juga deh untuk bersiap di inseminasi.  Bismillahirrohmanirrohiiim.

Jadi, saya masuk ruangan tindakan yang ada kursi seperti ibu-ibu mau melahirkan. Posisi saya juga dibuat seperti posisi tersebut.  Seperti informasi dan pengalaman orang-orang yang pernah inseminasi yang saya baca, bahwa proses insem itu sendiri memang tidak lama, hanya sekitar 10 menit (mungkin nggak sampe’ segitu juga).  Dokter datang, duduk, pasang alat sejenis kateter yang sudah ada cairan sperma suami saya, kemudian disemprotkan deh.  Tentu saya tidak lupa membaca Bismillah dan doa (selayaknya) orang mau junub. Proses insem selesai, kemudian saya disarankan untuk tetap tiduran dengan posisi yang sama, agar menyempurnakan proses bertemunya sperma dengan telur. 

Sementara ditinggal dokter dan suster dan suami yang mengurus pembayaran dan obat-obatan, saya tidur sendirian kurang lebih 30 menit sambil tiada henti berdoa.  Selain berdoa saya juga sesekali berkhayal membayangkan proses ini berhasil.  Menumbuhkan rasa optimis diri.  Bukankah optimis merupakan bagian dari doa, yaitu yakin akan kuasa Allah apabila berhasil memang semata-mata karena campur tangan-Nya.  Dokter, suster, obat hanyalah perantara semata.  Wallahu’alam.

Setelah semua selesai, kami pun diperbolehkan pulang.  Sempat juga nanya-nanya sama dokter dan suster apa saran yang harus kami lakukan setelah proses inseminasi ini.  NGGAK ADA, hidup se-normalnya seperti biasanya saja.  Wuaks!  Beneran nggak musti bed rest gitu?  Itu kan pemikiran kita orang awam, sementara secara naluriah, sperma yang sudah masuk tetap akan berproses dengan sendirinya untuk bertemu telur meski aktifitas kita tetap berjalan seperti biasa.  Pesan suster sih, asal jangan terlalu capek dan stress.  Tapi tetap saja orang rumah terutama suami mewanti-wanti agar saya tidak usah banyak aktifitas, istirahat saja tanpa kegiatan dirumah guna menghindari stress juga dan hasil yang lebih maksimal lagi, katanya suami.  Saya sih manut deh, demi usaha dan cita-cita yang sudah lama kami idam-idamkan ini. Aamiin Ya Robb!

Selanjutnya tinggal 'menikmati' hari menunggu TERIMA RAPORT apakah hasil inseminasi ini membuahkan hasil positif hamil ataukah tidak?  Dokter berpesan agar kembali 3 konsultasi 3 minggu dari tanggal inseminasi jika tidak menstruasi atau segera ketemu dokter jika seandainya menstruasi.  Tapi saya diperbolehkan untuk test pack 2 minggu setelah insem atau jika sudah terlambat haid untuk mendiagnosis awal SIAPA TAHU HAMIL Aamiiiiin!

DOAIN YA SAHABAT-SAHABAT ku, smeoga hasil ini membuahkan hasil POSITIF HAMIL! AAMIIIIN!!!

Wassalam
Jeung Ririe

No comments:

Post a Comment