Jakarta 27
Desember 2012
Alhamdulillah, proses suntik menyuntik hormon akhirnya akan
berakhir, pengecekan terakhir, dokter menyatakan kondisi telur saya sudah
sangat bagus, ada beberapa telur yang berdiameter bagus (minimal harus 18 mm),
dan dari sekian telur yang banyak untuk yang memenuhi syarat ada lebih dari 3
dengan rata-rata berdiameter dengan range 19-21 mm. Cihuuyy…siap ‘dikawinkan’ dong yah Dok sama sperma suami
saya? ;=)
Kemudian, saya diberikan suntik pecah telur
supaya telur-telur yang matang itu pecah dan siap dibuahi oleh sperma. Tapi nggak serta merta langsung di
insem, karena proses pelepasan telur sendiri selayaknya pada proses normal
membutuhkan waktu kurang lebih 48 jam.
Jadi baru dua hari kemudian saya menjalani proses inseminasinya. Ohya, saat mau pulang, dokter kami sempat
berpesan, “Banyak makan protein ya bu! Putih telur yang banyak! Soalnya
telurnya banyak nih!”. Saya pun
hanya angguk-angguk saja, keburu senang, jadi saran dokter di iya-iyakan saja.
Tiba-lah saatnya, dua hari setelah suntik pecah
telur kemarin, sehari setelah hari natal, pagi-pagi suami lebih dahulu ke rumah
sakit untuk di cuci spermanya memisahkan sperma dengan air mani dan dipilih
sperma-sperma yang berkualitas terbaik. (Supaya nanti anak-anaknya pintar yah
DOk? Hehehe). Washing sperma ini
sendiri memakan waktu sekitar 2 jam-an.
Tapi dokter jaga di rumah sakit berpesan agar saya dan suami datang di
atas jam 1 saja karena dokter yang akan meng-inseminasi masih ada tindakan
operasi sampai siang. Duh
pengunduran membuat saya makin deg-deg-an aja deh.
Sampai rumah sakit, setelah sholat dan makan.
Kami masih harus menunggu dokternya selesai operasi. Selain deg-deg-an saya juga harus menahan rasa tidak nyaman
menahan pipis. Jadi, disyaratkan
sebelum di insem si istri harus dalam keadaan menahan pipis (kebelet pipis gitu
deh) agar rahimnya turun sehingga sperma yang nanti disemprotkan akan lebih
mudah mencapai rahim tempat nantinya ketemu sama telur. Menunggu si dokter yang agak lama, saya
terpaksa bolak balik minum yang buanyaaak, eh sudah kebelet belum juga
dipanggil terpaksa saya pipis dulu daripada ngompol hehehe…Akhirnya kondisi
‘kebelet pipis’ ketiga nama saya dipanggil juga deh untuk bersiap di
inseminasi.
Bismillahirrohmanirrohiiim.
Jadi, saya masuk ruangan tindakan yang ada
kursi seperti ibu-ibu mau melahirkan. Posisi saya juga dibuat seperti posisi
tersebut. Seperti informasi dan
pengalaman orang-orang yang pernah inseminasi yang saya baca, bahwa proses
insem itu sendiri memang tidak lama, hanya sekitar 10 menit (mungkin nggak
sampe’ segitu juga). Dokter
datang, duduk, pasang alat sejenis kateter yang sudah ada cairan sperma suami
saya, kemudian disemprotkan deh.
Tentu saya tidak lupa membaca Bismillah dan doa (selayaknya) orang mau
junub. Proses insem selesai, kemudian saya disarankan untuk tetap tiduran
dengan posisi yang sama, agar menyempurnakan proses bertemunya sperma dengan
telur.
Sementara
ditinggal dokter dan suster dan suami yang mengurus pembayaran dan obat-obatan,
saya tidur sendirian kurang lebih 30 menit sambil tiada henti berdoa. Selain berdoa saya juga sesekali
berkhayal membayangkan proses ini berhasil. Menumbuhkan rasa optimis diri. Bukankah optimis merupakan bagian dari doa, yaitu yakin akan
kuasa Allah apabila berhasil memang semata-mata karena campur tangan-Nya. Dokter, suster, obat hanyalah perantara
semata. Wallahu’alam.
Setelah semua
selesai, kami pun diperbolehkan pulang.
Sempat juga nanya-nanya sama dokter dan suster apa saran yang harus kami
lakukan setelah proses inseminasi ini.
NGGAK ADA, hidup se-normalnya seperti biasanya saja. Wuaks! Beneran nggak musti bed rest gitu? Itu kan pemikiran kita orang awam, sementara secara
naluriah, sperma yang sudah masuk tetap akan berproses dengan sendirinya untuk
bertemu telur meski aktifitas kita tetap berjalan seperti biasa. Pesan suster sih, asal jangan terlalu
capek dan stress. Tapi tetap saja
orang rumah terutama suami mewanti-wanti agar saya tidak usah banyak aktifitas,
istirahat saja tanpa kegiatan dirumah guna menghindari stress juga dan hasil
yang lebih maksimal lagi, katanya suami.
Saya sih manut deh, demi usaha dan cita-cita yang sudah lama kami
idam-idamkan ini. Aamiin Ya Robb!
Selanjutnya tinggal 'menikmati' hari menunggu TERIMA RAPORT apakah hasil inseminasi ini membuahkan hasil positif hamil ataukah tidak? Dokter berpesan agar kembali 3 konsultasi 3 minggu dari tanggal inseminasi jika tidak menstruasi atau segera ketemu dokter jika seandainya menstruasi. Tapi saya diperbolehkan untuk test pack 2 minggu setelah insem atau jika sudah terlambat haid untuk mendiagnosis awal SIAPA TAHU HAMIL Aamiiiiin!
DOAIN YA SAHABAT-SAHABAT ku, smeoga hasil ini membuahkan hasil POSITIF HAMIL! AAMIIIIN!!!
Wassalam
Jeung Ririe
Selanjutnya tinggal 'menikmati' hari menunggu TERIMA RAPORT apakah hasil inseminasi ini membuahkan hasil positif hamil ataukah tidak? Dokter berpesan agar kembali 3 konsultasi 3 minggu dari tanggal inseminasi jika tidak menstruasi atau segera ketemu dokter jika seandainya menstruasi. Tapi saya diperbolehkan untuk test pack 2 minggu setelah insem atau jika sudah terlambat haid untuk mendiagnosis awal SIAPA TAHU HAMIL Aamiiiiin!
DOAIN YA SAHABAT-SAHABAT ku, smeoga hasil ini membuahkan hasil POSITIF HAMIL! AAMIIIIN!!!
Wassalam
Jeung Ririe
No comments:
Post a Comment