Friday, January 25, 2013

Belajar Bersyukur dari Sekitar kita

Jakarta, 27 Oktober 2012

Bersyukur adalah bentuk pengakuan dan penerimaan atas karunia yang tiada henti dikirimkan Allah Subhanallahu Wata'ala pada kita-hamba-Nya.  Bersyukur atas segala apa yang ada dan terjadi pada diri kita, baik itu suka maupun duka.  Karena sesungguhnya, seberat apapun cobaan dalam hidup ini adalah atas kesanggupan kita menghadapinya. Walluhu'alam.

Hari ini saya bersyukur diberikan kaca pembesar kehidupan atas apa yang terjadi di sekeling saya, seakan Allah mau menunjukkan agar saya semakin bersyukur.  DIA menunjukkan sesungguhnya seduka apapun saya dalam hidup ini, saya masih jauh lebih beruntung dari orang lain, setidaknya melalui kaca mata saya.  Bukan berarti saya merasa berbahagia atas penderitaan atau duka orang lain, namun lebih kepada bahwa Allah memang menempatkan segala hal sesuai tempat dan porsi serta kesanggupan hamba-Nya.

Jadi begini, belakangan ini, saya dan suami punya kebiasaan baru melakukan sholat di mesjid yang tidak biasa kami sambangi.  Saat mengunjungi salah satu mesjid yang tak jauh dari rumah kami, saya berkenalan dengan seorang wanita muda.  Dari pembicaraan singkat saya ketahui bahwa ternyata ia sudah ditinggal (meninggal dunia) oleh suaminya sejak tak lama mereka baru menikah.  Lebih menyedihkan lagi, mbak muda itu bahkan harus terpisah secara terpaksa dari anak kandungnya yang saat ini sudah masuk ke usia 10 tahun karena dibawa pergi paksa oleh mertua.  Walluhu'alam, tak bisa saya bayangkan bagaimana pilu dan sedihnya tahun demi tahun harus dilewatinya dengan cobaan begitu berat.  Membayangkannya saja tak sanggup bagaimana dia yang melewatinya yah?

Pelajarannya adalah, bahwa seringkali ketika dilanda cobaan kita merasa bahwa kita seakan yang paling menderita, merasanya orang lain tak diberikan ujian seberat saya yah? Itu kata kita, padahal sesungguhnya setiap manusia diberikan suka dan duka berdasarkan kesanggupannya.  Jika kita mau lebih terbuka pada kondisi sekitar, benar adanya setiap manusia ada pada masalahnya masing-masing, PUNYA cobaan sendiri-sendiri yang pasti berbeda-beda.  We don't have to feel "Am I the only one being suffered?". Please deh!

Menurut kita, masalah kita adalah yang terberat, itu karena kita tidak mengalami masalah yang dialami si B.  Sementara belum tentu kita kuat jika kita yang disuguhi permasalahan seperti si B atau si C.  Seperti pengalaman saya bertemu teman baru diatas.  Saya bersyukur bahwa sesungguhnya cobaan hidup saya tak ada apa-apanya dibandingkan cobaan yang orang lain hadapi, namun they are still alive, keep trying positive and trust in Allah, tetap tegar.  Saya rasa tak ada alasan untuk kita tenggelam dalam kesedihan.  Dan sebaliknya, bagi orang lain bisa jadi kita dianggap hebat, "masih bisa tegar dengan permasalahan seperti itu?", sama saja, itu karena orang lain tidak mengalami apa yang kita alami.  

Seperti yang saya utarakan diatas, bahwa jika kita mau lebih peka terhadap sekitar kita, sesungguhnya benar firman dan jaminan Allah Subhanallahu Wta'ala dalam surat Al-Baqoroh (2);286 Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.

Jadi...tidak alasan untuk terpuruk dalam duka dan cobaan kan?  janji-Nya kok bahwa kita akan bisa melewati semua masalah dalam hidup ini jika kita percaya dan bertauhid pada-Nya.  Aamin Ya Robbal Alamiin.

Wassalam
Ririe

No comments:

Post a Comment