Saat saya menulis kali ini, saya tengah
menggantikan posisi kakak saya sementara untuk menjaga anak ketiganya yang
masih bayi dikarenakan ibu-nya yang harus pergi mengaji. Sebenarnya kakak saya berniat membawa
Alya-begitu nama bayi yang masih berumur 3,5 bulan itu, tapi saya menawarkan
diri untuk menjaganya.
Hehehe..anggaplah belajar kecil-kecilan menjadi ibu (Aamiiiin *ngucap
sekecangnya :D).
Bermodalkan cadangan ASI, saya percaya diri saja menjaga Alya, kebetulan ada
neneknya juga yang bantu jaga.
Lagipula kakak saya pergi nggak lama, paling tidak sampai 4 jam untuk kegiatan mengaji
mingguan sekaligus menjemput si kakak-anak pertamanya di sekolah.
Menarik dan sebuah tantangan bagi saya mengingat saya belum punya anak sama sekali yang nol pengalaman menjaga bayi, apalagi si bayi ini masih menyusu ASI pula, so exited. Meski agak sedikit worry, tapi saya justru ingin merasakan
keseruan itu, walau cuma beberapa saat, meski sekedar menidurkannya,
menepuk-nepuk badan montognya agar kembali terlelap saat tiba-tiba dia
terbangun, atau hanya sekedar menatapnya dalam lelap tidurnya. YA ALLAH, IT IS SO PRECIOUS MOMENT. Pantaslah semua ibu di dunia manapun
selalu mengumandangkan betapa bahagianya menjadi seorang ibu terlebih disaat
mengasuh anak yang masih bayi.
Ada rasa yang susah
diungkapkan, pokoknya INDAH! Saya
saja yang bukan ibu kandungnya, begitu menikmati, kadang campur sedikit haru
biru, apa saya yang berlebihan yah?
Tapi benar lho, ketika memandangnya khususnya saat dia memejamkan
mata, kelihatannya damai sekali. Apalagi ada momen-momen meski mata
tertutup, tapi tiba-tiba ada senyum mengembang (nah lho dia lihat Malaikat
yah?:D). Sekilas terbayang bagi
saya suatu nanti saya akan melakukan hal yang sama pada darah daging saya
sendiri, Aamiin.
Entah kapan, itu yang hanya Allah
Subahanallahu wata’ala yang tahu.
Tapi saya punya keyakinan, Insya Allah suatu hari nanti mimpi saya dan
suami akan terwujud, Aamiin. ALLAH kan sumber tempat meminta dan
kuasa bagi segala kuasa, kenapa harus ragu?
Namun, saya juga tidak mau mendahului-Nya, tetap segala sesuatu kami
pasrahkan pada-Nya, apa, kapan, dimana & seperti apa yang terbaik bagi
kami. Kami akan terus berupaya
menjadi hamba sebaik-baiknya, berharap doa kami diijabah-Nya, having children. Saat ini, nanti atau ada
yang lebih baik dari memiliki anak, Walluhu’alam.
Intinya, dalam hal ini, saya hanya ingin berbagi bahwa terkadang kita
memiliki impian & harapan yang belum tercapai. Sepanjang itu baik (berdasarkan Quran
& Hadist), jangan berhenti meminta, kan Allah memang tempat meminta, meskipun kadang rasa-rasanya ada 'permintaan' agak imposible. Mintalah! meski kadang kok belum juga terwujud.
Yakinlah bahwa hanya DIA yang mampu menjawab doa-doa kita. Selanjutnya terus berupaya dan doa
tiada henti, serta selalu iringi dengan kepasrahan bin IKHLAS pada-Nya untuk menentukan
jawaban terbaik bagi kita.
Bisa
jadi BELIAU akan segera menjawab doa kita sesuai permintaan kita yang mungkin
memang baik bagi kita, atau bisa jadi dijawabnya nanti-nanti, kita juga nggak
tahu kapan, mungkin BELIAU masih mau lihat usaha kita lebih keras dan cerdas
lagi, atau insya Allah akan diganti sesuatu dengan hal yang sesungguhnya lebih
baik untuk kita. ONCE AGAIN,
bukankah hanya ALLAH yang tahu yang paling baik bagi hamba-Nya? Seperti
firmannya dalam Quran surat Al-Baqoroh ayat 216, yang berarti kurang lebih
bahwa sesuatu yang baik menurut kita (manusia) belum tentu selalu baik, bisa
jadi justru yang kurang baik menurut kita justru baik bagi kita. Sesungguhnya Allah maha tahu yang
terbaik bagi kita. Hayo..coba buka
deh Quran-nya biar lebih yakin.
Ini lho yang namanya Adek Alya
diisengin tantenya bergaya ala Hijaber :D
Lagi senyum ber-ungu-an
lagi pake' baju dari tantenya
diisengin tantenya bergaya ala Hijaber :D
Lagi senyum ber-ungu-an
lagi pake' baju dari tantenya
Sekarang…saya ingin kembali
melanjutkan posisi sebagai “ibu”.
Mumpung Emak kandungnya masih di jalan. Yuk ah!
Dan ini dia foto-fotonya bersama CUWI (panggilan keponakan-keponakan untuk saya)
Wassalam
Jeung Ririe Bachtiar
Jeung Ririe Bachtiar
No comments:
Post a Comment