Thursday, June 6, 2013

Kritik bukan Kripik

Kalau dimasukkan ke dalam hati, kritikan itu memang kadang menyakitkan hati.
Tapi..kalau kita mau melibatkan positive thingking, Insya Allah justru akan membangun diri kita.

Dan percayalah, suatu saat kita akan berterimakasih pada kritikus-kritikus diri dan karya kita.  Tanpa mulut pedes mereka, mungkin kita berada pada kondisi nyaman, gitu-gitu aja tanpa ada peningkatan significant.

Jadi...ceritanya saya yang masih meirintis usaha hijab syar'i berlabel SALIHA sedang mulai kembali setelah beberapa saat off karena program menuju hamil dan akhirnya hami kemudian terhenti kembali karena meskipun tidak jadi hamil tapi harus menemani orang tua berobat ke luar Jakarta sesaat.

Di saat mulai membangun kembali ini, ada beberapa karya saya pribadi "dikritik" oleh seseorang yang justru orang yang cukup dekat dengan saya.  Basicly, I am totally opened sama kritikan, hanya saja...caranya menyampaikan yang sempat membuat saya sedih.  Bukankah hubungan 'kami' cukup dekat sehingga seharusnya dia bisa menyampaikan kritikan itu langsung pada saya?  Padahal saya tidak pernah meng-konfrontir pendapat atau opinini dia atau masukannya selama ini.  Nyatanya saya tahu kritikan itu justru dari ketidaksengajaan saya membaca isi Blackberry messengernya pada orang terdekat diantara kami lainnya.  Ok, this is my bad, tapi beneran deh nggak sengaja ngebacanya (*Alasan).

Isi kritikannya sih sebenarnya nggak terlalu pedes, tapi cukup membuat mata saya agak meradang sedikit, "kok gini sih penilaiannya?", "Kalau emang ga oke, kenapa nggak disampaikan langsung?", hiks..i was sad temporarely. Toh saya akan menerima setiap kritikan sebagai MASUKAN tambahan siapa tau memang bermanfaat di kedepannya nanti.  Tapi...kenyataannya kritikan dia agak tidak sesuai dengan keadaan dilapangan.  Hal yang dia kritik tersebut malah laris manis di pasaran, paling cepat habis, hehehe...yah itu kan soal selera, soal market.  Tidak semua selera customer musti dituruti, ada yang bagus dan cocok ya disesuaikan, jika tidak yang ditampung aja dengan senyum.

Tapi, kemudian coba saya pikirkan, disatu sisi ada benarnya juga isi kritikan dia yang kedepannya bisa jadi masukan saya untuk mengembangkan usaha dan mimpi saya ini.  Dan saya bisa menilai maksud kritikannya dia atas maksud baik.  Cuma ya itu dia, kok ya musti dibelakang? Teuteup ya ada tapi dan tapi-nya. :D

After all, I have to thankful banget!  Tanpa kritikan-kritikan saya nggak akan maju-maju! Thank you bin syukron lho!

Wassalam

No comments:

Post a Comment