Tuesday, June 10, 2014

Hijab Fisik dulu atau Hijab Hati dulu?


Mana yang lebih dulu perlu dijalani, mana yang lebih penting dan mana yang diutamakan oleh Allah dan dicontohkan Rasulullah?

Saya coba bahas sedikit dari sudut pandang saya. 
Hijab fisik :
menutup aurat sebagaimana di atur dalam Al-Quran & Hadist.  Pakai kerudung dan pakai jilbab, hanya wajah dan telapak tangan yang terlihat.

Hijab hati :
berahlak mulia, berperilaku terpuji (gitu bukan sih maksud jilbab hati yang didengungkan orang-orang?).

Hijab fisik itu adalah WAJIB.  Ini mah jelas sekali di firmankan Allah dalam Al-quran dan dijelaskan Rasul dalam hadist-hadistnya.  Jadi, tidak ada tawar menawar soal hukumnya.  Titik, tanpa koma.

Nah soal hijab hati?  Ya kalau maksudnya menjadi insan atau hamba-Nya sebaik-baiknya tentu juga wajib.  Secara garis besar (mungkin) maksud hijab hati adalah menjadi hamba yang bertakwa dan berahlak baik.  Dan, perihal bertakwa dan berahlak baik sesuai salah satu hadist berikut adalah kewajiban.

Abu Dzar Jundud bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu'adz bin Jabal ra. menerangkan Rasulullah saw bersabda :

“Bertaqwalah kepada Allah di manapun kalian berada. Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.”

(HR. Tirmidzi dan ia berkata : Ini adalah hadits hasan. Dan di sebagain kitab disebutkan sebagai hadits hasan shahih)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits :
1. Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas diterimanya amal shalih.
2. Bersegera melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan menghapus keburukan.
3. Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia.
4. Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif pergaulan.

Jadi…hijab fisik dan hijab hati adalah dua hal yang berbeda namun sama-sama sebagai bentuk ibadah dan ketakwaan pada Allah ta’ala.   Meng-hijab tubuh adalah bentuk takwa sama Allah Ta’ala.  Hijab hati (berahlak mulia) pun bentuk takwa sama Allah.  Sama-sama hal yang diwajibkan.

Tidak ada didahulukan harus seiring sejalan.  Tidak ada alasan karena yang satu belum sempurna yang lainnya ditinggalkan.

Mana bisa, hijab fisik nanti dulu, biar hijab hatinya benar dulu.  Percayalah, menjadi hamba sempurna dengan hati yang sebaik mungkin adalah hal sulit bagi manusia.  Yang sudah alim saja masih sering kepleset apalagi yang masih tarap kelas 1 (baca: baru niat).  Yang ada, hijab fisik tidak akan terealisasi karena masih belum sempurna berahlak sebagai manusia.  Wong manusia tempatnya salah.  Ohya satu lagi, taat sama aturan Allah bukankah juga bagian dari insan manusia yang baik?  Manusia yang baik kan juga yang taat sama aturan penciptanya.  Aturan hijab fisik kan aturan yang diwajibkan Allah.

Hijab fisik pun harus diikuti dengan hijab hati, biasanya perilaku dan ahlak akan mengikuti.  Bahasa kerennya, “Malu sama jilbab” kalau berlaku yang tidak pantas.  Tapi, sebagai manusia juga tidak akan sempurna, pasti sulit luput dari dosa.  Minimal dengan berhijab akan menjadi benteng dalam berahlak.

Tapi…masih ada kok sudah berhijab fisik tapi kelakukan tidak lebih baik dari yang belum di hijab”.  YA JANGAN DITIRU! SUDAH TAHU NGGAK BENER KOK DITANGGEPI?  Ambil yang baik (Oh iya ya dia sudah berhijab), tinggalkan yang buruk (Oke, kalau saya berhijab saya tidak mau seperti dia). Sederhana kan?

Masih berlasan hijab hati dulu?

Wassalam
JeungRirie



No comments:

Post a Comment