Friday, January 17, 2014

Teroris itu bukan Islam

Kemarin, ketika dalam perjalanan jalan-jalan ibu komplek, saya dibuat terkejut dan terkesima akan pernyataan sekaligus pertanyaan seorang teman di sebelah saya.  Teman saya itu kebetulan beragama non Islam.  Atas pernyataan dan pertanyaannya saya yakin merupakan perwakilan dari orang-orang non muslim lainnya kepada kita umat Islam.

"Jujur sebenarnya saya kagum saya muslim, penampilan orang islam terutama perempuannya yang sebenarnya itu kan selalu rapih, tertutup atas sampai bawah, sopan dan anggun.  Hidupnya disiplin terlihat dari sholatnya yang tertib 5 waktu, dan orang Islam yang saya kenal kebanyakan ramah dan penolong.  Tapi, kenapa ya ada yang terlalu fanatik sama agamanya terus jadi teroris gitu Mba? Kan jadi merusak citra Islam", ujar teman sayabyang notabene tetangga saa itu.

Tidak salah juga ya kenapa beliau sampai beropini demikian.
SATU, media dunia memang lebih banyak menyampaikan ISLAM hanya dari sisi "kerjaan" (yang katanya) para Teroris itu.  Padahal apa yang diberitakan belum tentu benar.  Sementara (begitu banyak) sisi positif dari umat Islam jarang diekspos media dunia (juga media lokal).  Tidak heran dunia hanya kenal Islam seakan tukang bom.  Hiks!
Kurangnya informasi tentang Islam secara adil dan nyata membuat orang semakin sinis dan berfikir negatif pada umat Muslim dan agama Islam itu sendiri.

DUA, Orang Islam nya sendiri yang kurang mengamalkan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupannya secara benar dalam kehidupan sehari-hari.  Sehingga orang menilai perilaku seseorang jadi dikaitkan dengan agamanya.  Misal nih, seorang petinggi elit partai Islam yang disangka terlibat korupsi, yang cenderung disudutkan adalah label beliau sebagai Da'i dan partai Islamnya. "Kok islam begitu sih?".  Kenapa jadi bawa-bawa Islam-nya ya?

Jadi, ketika pertanyaan di atas muncul dari teman saya, saya harus memutar otak dalam-dalam.  Saya berfikir kuat Jawaban apa yang harus saya katakan.  Jawaban yang harus menjawab pertanyaannya tanpa membuatnya mengernyitkan dahi alias bisa dipahami dengan jelas.  Sekaligus jawaban yang mampu mengenalkannya Pada Islam sebenarnya, merubah paradigma berfikirnyabtentang orang Islam sebelumnya.  Saya fikir ini bisa menjadi salah satu peluang bagus mengenalkan Islam sebenarnya pada non muslim terdekat saya.

"Saya percaya setiap agama pasti mengajarkan kebaikan, khususnya agama yang saya yakini, Islam adalah agama yang mengajarkan kebaikan pada setiap mahluk Tuhan, tanpa terkecuali", ujar saya membuka jawaban.  Teman saya tersenyum dan mengangguk-angguk seakan pertanda dia setuju jawaban pembuka saya.

"Hanya saja, ada orang-orang yang salah dan gagal dalam memahami ajaran agamanya sendiri.  Itu bukan golongan fanatik, tepatnya orang-orang yang melenceng dari apa yang dia yakini.  Memaknai ajaran agama melalui pemikirannya sendiri bukan menyeluruh.", kembalineman saya menangguk-angguk nampak makin mengerti.

"jadi, mereka ngaku Islam tapi bertingkah nggak sebagai orang Islam ya?", tambah teman saya itu.  Kemudian saya yang bergantian menganggukkan dagu berulang mengiyakan pertanyaannya.

"Bener banget! Islam itu menganjurkan umat muslim selalu berkasih sayang, bersikap baik pada setiap orang lho. Jadi, kalau ada manusia yang berlaku jahat katakanlah seperti para teroris itu, percayalah mereka bukan melakukan apa yang diajarkan dalam Islam.  Tau nggak, bahkan dalam Islam kami dilarang membalas kejahatan dengan kejahatan.  Nabi kami mengajarkan, jika orang berlaku tidak baik sama kita, balas dengan kebaikan atau minimal doakan dia, bukan dengan keburukan juga, karena kalau balas dendam, apa bedanya sama orang itu. Ya nggak?"

"Jadi, kalau mereka Islam beneran, Kok ya membunuh masal sembarang tempat yang bisa saja target terbunuh bukan cuma non islam bahkan orang islam itu sendiri.  Agama Islam tidak mengajarkan menyakiti orang lain apalagi saudara sendiri.  Masuk akal nggak?", kembali teman saya mengangguk-angguk.

"Islam itu seperti ini lho, seperti saya sama kamu sekarang, islam berkasih sayang sama tetangga, duduk bersama bukan dalam hal ibadah, Islam itu tolong menolong, islam itu damai", tambah saya lagi sambil membelai pundak teman saya itu ditambah senyum manis saya, hehehehe...

"Jadi, kalau misalnya ada orang dari agama kamu mencuri, saya nggak lantas berfikir OH KRISTEN NGAJARIN MENCURI. Tapi saya beropini bahwa MANUSIA INI DODOL NGGAK BISA MENGAMALKAN AGAMANYA DENGAN BAIK.  Begitu juga dengan para teroris itu, yang salah adalah diri mereka sebagai manusia bukan agama Islamnya yang salah.  Karena Islam adalah agama fitrah, mulia, mengajarkan nilai-nilai kebaikan!".

"Iya jadi bukan ajaran Islamnya ya yang salah tapi manusianya yang nggak bener!", jawab teman saya akhirnya menyimpulkan dengan sendirinya.

"Bener banget!", jawab saya mengedipkan sebelah mata saya menyetujui pendapat teman saya itu.

"Islam itu kayak kamunyah? Baik dan sholeh!".

DANG! Kali ini saya tak dapat menjawab selain mengucapkan ALHAMDULILLAH dan tertegun serta takjub.  Bukan, bukan ke-GR-an, masih jauh lah saya dari kategori-kategori sholeh(ah), tapi baru sedikit saja dia mengenal saya dia bisa menyimpulkan demikian, itu karena dia tidak tahu betul bagaimana Islam.  Kalau dia tau, pasti dia akan jawab : "wah kamu masih jauh dari kesempurnaan agamamu ya Rie?".  Tentu saja, karena kita ini hanya mahluk ciptanNya yang terus berproses mendekati nilai-nilai ajaranNya.  Tapi, semoga pujian itu semoga dapat menjadikan saya dan kita semua terus memperbaiki diri.

Sisi baiknya, dengan baik orang menilai kita, maka secara tidak langsung kita menjadi marketing promosi bagi agama kita sendiri, bisa menjadi ladang dakwah kita secara tidak langsung.
"Oh begitu sehausnya menjadi muslimah yah?".

Yuk kita terus meningkatkan kualitas diri, dunia bertujuan akhirat.  InsyaAllah.

Wassalam
Jeungririe

No comments:

Post a Comment