Monday, May 19, 2014

KEHAMILAN TRIMESTER 1

Bismillah!

Jangan tanya bagaimana rasanya akhirnya (kembali) ditakdirkan hamil.  Bahagiaaa...tak terkira.

Alhamdulillah, syukur tiada hingga pada Allah azza wajalla atas salah satu karunia besar-Nya ini.  Saya bahkan sulit menggambarkan bagaimana rasanya, sangking bahagianya.  Bayangkan saja keadaan saya sampai sebegitu bahagianya, yaitu bersama suami menikmati pernikahan di tahun ke-enam baru ditakdirkan akan kehamilan.  Sungguh penantian yang tidak sebentar.

Mungkin ada pasangan suami-istri yang lebih lama penantiannya dibandingkan kami, tapi saya percaya sesungguhnya mau sebentar atau lama penantian, kehamilan dan kehadiran anak adalah penambah pelengkap kebahagiaan dalam berumah tangga.

Sekarang saya mau bercerita tentang masa-masa selama kehamilan trimester pertama, yaitu usia kehamilan 1 hingga 3 bulan.  Kalau saya ditanya, masya Allah sungguh tidak mudah ternyata menjadi ibu hamil apalagi di awal-awal bulan.  Mungkin ini alasan Allah baru mengabulkan doa kehamilan ini, saat ini  bisa jadi waktu saya baru sanggup menjalaninya.  Tahun-tahun sebelumnya mungkin saya tidak sanggup dengan segala kondisi lain dalam kehidupan saya.  Wallahu'alam.

Namanya masa hamil muda akhirnya benar-benar penuh tantangan, terjadi dan saya alami.  Mual, rasa eneg, selera makan turun drastis hingga muntah jadi bagian dari masa hamil muda saya ini.  Sungguh aneh, masa ini tidak ada jenis makanan yang bisa memancing nafsu makan saya, semua terasa pahit dan tidak enak.  Anehnya, gaya makan saya persis seperti saat saya sedang dalam masa diet dulu.  Sedikit banget!  Itu pun saya paksakan makan agar gizi untuk ibu dan janin tetap terjaga.  Kalau 'ngikuti nafsu mah mungkin tidak makan.

Syukurnya, saya tidak mengalami yang namanya muntah tak berkesudahan seperti layaknya wanita hamil pada umumnya.  Menurut cerita orang-orang berpengalaman hamil, kondisi saya yang jarang muntah adalah sebuah hal yang patut disyukuri.  Karena saya memang jarang muntah, meski keinginan dan rasa ingin muntah itu sering dan kerap kali datang.  Hanya saja, saya juga tidak mengerti kenapa susah sekali saya memuntahkan makanan, padahal rasa eneg, mual dan ingin muntah itu sudah diujung tenggorokan.  Alhasil, supaya lebih nyaman, kadang saya "bantu" dengan sedikit mencolokkan jari.  Oups!  Hehehe...it's bad idea, tapi setidaknya lumayan berhasil, sebab kalau sudah dimuntahkan, mulai dari perut hingga kerongkongan akan terasa lega.  Cuma jangan ditiru!  Do not try this at home! :D

Semua cobaan di trimester awal ini mengakibatkan berat badan saya tidak bertambah.  Syukurnya tidak berkurang.  Biasanya di trimester ini ibu hamil rata-rata berkurang berat badannya.  Tertolong karena saya tidak terlalu sering muntah.  Hanya saja saya sungguh jadi manusia tak berdaya.  Karena lemas (mungkin karena kurang kuantitas makanan) jadi "kerjaannya" hanya di tempat tidur.  Mengendap di kamar juga karena saya menghindari bau-bauan yang bisa semakin menganggu nafsu makan saya.  Belum lagi gangguan maag dan perut kembung yang jadi teman setia makin membuat ketidaknyamanan semakin menjadi.

Jika sudah berkutat dengan seni hamil muda dan bisa berujung keluhan, cepat-cepat saya istigfar.  Saya harus ingat bahwa ini adalah hal yang diimpikan selama ini.  Dan setiap pilihan ada resiko.  Apalagi resiko ini adalah naluriah dialami oleh setiap wanita hamil.  Mual dan muntah justru adalah pertanda perkembangan kehamilan yang sehat.  jadi dibalik rasa kurang nyaman, sesungguhnya saya bersyukur mengalaminya.  Mengalami kehamilan dengan segala seni yang mengitarinya.  Alhamdulillah!  It's ok deh bersusah-susah demi impian jadi nyata.  Sepanjang saya dan janin sehat, insyaa Allah saya ikhlas menjalaninya.  Modalnya cukup sabar dan tawakal saja sama Allah. Toh, masa ini pada umumnya akan berakhir begitu memasuki trimester kedua.  Insyaa Allah!

Semoga, Allah menjaga kesehatan saya dan janin ini hingga tiba masanya melahirkan nanti.
Semoga saya juga selalu dikuatkan dengan segala resiko kehamilan.  Aamiin yaa Robb!

Bukankah ini adalah salah seni dan pelajaran menjadi seorang ibu?
Siti Hajar dulu menjalani kehamilan anaknya Ismail jauh lebih berat.  Apalagi saya yang "cuma" segini doang?  Insyaa Allah kuat.  Aamiin allahumma aamiin.

Wassalam
Ririe Bachtiar

1 comment:

  1. mbak, saya baca tentang usaha inseminasi kmrn... apa yg ini juga proses inseminasi atau alami mbak?

    ReplyDelete