Monday, August 11, 2014

Fenomenal Jilboobs

Astagfirullah!
Begitu kata terucap pertama kalinya saat saya membaca artikel yang sedang banyak dibicarakan terutama di media sosial, perihal "JILBOOBS".

Buat yang belum tau, Jilboobs itu (khonon) gabungan dari Jil=Jilbab dan Boobs=dada.  Secara keseluruhan artinya adalah wanita menggunakan kerudung namun dengan pakaian ketat hingga siluet dadanya terlihat jelas.

Kembali pada ekspresi istigfar saya di atas, bagaimana saya tidak terkejut sebab dalam artikel yang saya baca tersebut menampilkan contoh foto-foto wanita ber-jilboobs tersebut.  Buat saya itu sama saja melecehkan perempuan, muslimah khususnya.  Judulnya menutup aurat tapi kok terkesan fulgar.

Para muslimah yang sudah menutup aurat secara syar'i langsung "teriak", nah itu bukan jilbab bukan menutup aurat secara syar'i atau tidak sesuai syariat Islam.  Ada juga yang kelompok yang menjadikan fenomena ini pembelaan diri, "mendingan gue belum pake' kerudung tapi nggak se-seksi itu".  Sementara yang tergolong kelompok tersindir alias berkerudung tapi baju masih ketat merekenteteng membela diri, "Semua kan butuh proses, sudah bagus saya pake' jilbab daripada tidak sama sekali!'.

Saya, secara pribadi SETUJU, menutup aurat harus lah sesuai yang disyariatkan Islam, tidak ketat (longgar), tidak tipis (menerawang), kerudung panjang minimal menutup dada, tidak berlebihan (tabarruj) dan beberapa syarat lainnya.  Meski saya sendiri masih jauh dari kesempurnaan muslimah secara kaffah (read; keseluruhan) which is saya sendiri juga berproses waktu demi waktu untuk sampai pada tahap hingga seperti saat ini.

So...sehubungan dengan fenomena jilboobs ini kesimpulan saya dan saran saya untuk kita para muslimah :

- Terima lah penilaian orang soal jilboobs ini dengan hati yang legowo, jadikan hal ini sebagai teguran, kritikan guna kita memperbaiki diri lebih baik lagi bahkan lebih menuju ke sisi yang lebih benar.  Karena pada kenyataannya memang masih banyak para muslimah yang sudah berusaha menutup aurat tapi melupakan beberapa sisi, sudah berkerudung tapi pakaian masih ketat, dsb-nya.

- Meski kenyataannya memang ada muslimah-muslimah berkerudung tapi berpenampilan seksi, berfikiriran positiflah, siapa tahu memang "mereka" tidak atau belum tahu bagaimana berpenampilan sesuai syariat Islam.  Artinya, kewajiban kita menginformasikannya tapi dengan cara yang baik dan santun.  Melalui media sosial ini salah satu caranya, bisa dengan rutin share artikel perihal hijab yang syar'i.

- Kritikan jilboobs ini secara materi ada benarnya, tapi jangan lantas kita ikut menyebarkan tanpa menyaringnya terlebih dahulu.  Artikel yang saya pernah baca, artikel jilboobs tersebut (saya lupa blog siapa) menampilkan contoh Jilboobs dengan fulgarnya which is sama saja menyebarkan aib sesama saudara muslim.  Sebab kita menyebarkan aurat juga lho itu, apalagi kalau ada foto yang wajahnya tidak diburamkan.  Kasihan kan kalau dia saudara, sahabat atau keluarga kita sendiri, atau jangan-jangan foto kita sendiri.  Na'udzubuillahi minzalik!

- Hargai proses perubahan saudara-saudara muslimah kita yang tidak bisa serta merta langsung secara sempurna.  Saya yakin setiap orang butuh waktu dan proses.  Ada yang prosesnya cepat ada yang butuh waktu lamaaaa.  Ingat!  Tidak ada paksaan dalam beragama dalam Islam.  Tugas kita adalah syiar dan doa, soal hidayah biar-lah itu menjadi hak Allah azza wajalla.

Kesimpulannya, teruslah membuka diri terhadap perihal yang BENAR apakah sudah sesuai yang disyariatkan dalam Islam.  Tidak bisa menjalankan perintah secara sempurna SEKARANG, teruslah berdoa meminta pada Allah agar hati kita dibukakan secepatnya agar ada peningkatan dalam setiap kata yang disebut PROSES.  Meskipun saudara kita belum bisa berubah, tetaplah saling menghargai dan mencintai karena Allah Ta'ala.  Tetap saling santun bertutur sapa, tetap menjaga ukhuwah persaudaraan.  Indah bukan?  Wallahu'alam.

Wassalam
JeungRirie

No comments:

Post a Comment