Monday, August 11, 2014

Ibu Rumah Tangga dan Ibu Bekerja

Saya tergelitik menuliskan ini karena tulisan seorang teman di statusnya di facebook.  Kurang lebih isinya begini :

"Sudah nggak zaman istri cuma membabu di rumah, meski ibu rumah tangga harus bisa cari uang sendiri, yuk gabung bersama saya di MLM ********".  Saya sensor MLM sebab bukan perihal MLM-nya yang jadi fokus saya.

Perhatian saya adalah perihal MEMBABU.  Apakah sehina itu tugas seorang ibu rumah tangga murni dimata orang-orang zaman sekarang?  Bukankah menjadi ibu rumah tangga murni itu tugas yang tidak mudah.  Ingat!  Dalam Islam tidak ada kewajiban istri mencari nafkah dan jangan samakan posisi mereka seakan sama dengan pembantu rumah tangga.

Saya juga tidak mendiskreditkan asisten rumah tangga alias pembantu, tapi JELAS profesi IBU RUMAH TANGGA TULEN dengan ASISTEN RUMAH TANGGA adalah dua hal yang berbeda.  Ibu rumah tangga murni itu tugas mulia setiap wanita menikah yang tidak akan bisa terbayar dengan nilai berapapun selain mengharap pahala dari Allah ta'ala.  Kalau asisten RT jelas mereka digaji untuk menjadi pembantu rumah tangga, tidak digaji ya mana mau mereka mengurus rumah kita apalagi anak-anak kita.

Lalu, bukan berarti kemudian seorang istri atau ibu yang tidak bekerja, murni menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami, anak-anak dan rumah tangga kemudian sama saja dengan membabu!  Sekali lagi, ibu rumah tangga murni itu tugas bahkan perintah dari Allah untuk memuliakan seorang wanita, bukan tugas yang mudah, tak terbayarkan!  Jadi...PLEASE!  Meski pekerjaan mereka keseluruhan mengurusi rumah tangga jangan lantas disamakan dengan babu!

Tapi...yang ibu rumah tangga murni juga jangan lantas menghina dina ibu rumah tangga yang juga bekerja.  Saya meyakini, setiap wanita pasti inginnya mengurus rumah tangga secara total, mendidik anak-anak dan tinggal menikmati hidup.  Soal keuangan biarlah itu urusan suami.  Tapi..tidak semua istri dan seorang ibu beruntung bisa bergantung hidup dari pendapat suami semata.  Justru hidup yang serba mahal ini lah kadang menuntut ibu juga mau tidak mau turut terjun mengepulkan dapur.  Atau demi mewujudkan kehidupan ekonomi keluarga lebih baik terutama terkait pendidikan anak.  

Memang dalam Islam tidak ada kewajiban wanita bekerja bahkan dengan kondisi zaman yang kacau di dunia perkantoran, ikhtilat antara perempuan dan laki-laki yang sulit dibendung, Ulama menyarankan wanita tidak bekerja kantoran.    Namun...sekali lagi coba mengertilah keadaan rumah tangga orang lain yang tidak seindah cinderella menikahi pangeran kaya raya.  Soal perempuan bekerja demi obsesi diri berkarir, itu soal lain, saya tidak mau bahas disini.

Jadi...jangan remehkan ibu rumah tangga murni dan juga hargai ibu yang harus bekerja.
Sekali lagi, pastilah namanya manusia ingin yang enak, bisa mengurus rumah tangga secara total, sisa waktu bisa digunakan untuk menambah wawasan/berilmu, bersosialisasi dengan teman-teman, beraktifitas sosial, dsbnya.  Uang?  Tinggal menungggu kucuran uang yang cukup, syukur-syukur berlebih dari kerja keras suami.
Setuju?

Wassalam
Jeungririe

1 comment: