Friday, June 6, 2014

Hebohnya Pilpres

Sebelum membaca tuntas, PERINGATAN!  Ini saya tujukan untuk sesama Muslim.  Supaya no heart feeling dalam beragama.  Hargai, bahwa kami umat Islam memiliki ajaran yang harus melibatkan segala hal di jehidupan dengan landasan agama kami.

Gempita PILPRESS kali ini sepertinya lebih heboh dari sebelum-sebelumnya.  Apalagi calon yang di usung hanya dua orang, jadi versus to versus-nya lebih kena'.

Saya?  Sebagai bangsa negara yang baik tentu saya tidak mau ketinggalan.  Tapi saya juga tidak meninggalkan landasan agama yang saya anut, Islam-Rahmatan Lillahi alamin.  Pertanyaan saya sebelumnya, Duh, demokrasi kan bukan dari Islam, boleh tidak ya terlibat?

Alhamdulillah, semangat kebangsaan saya sejalan dengan apa yang diajarkan dalam agama saya.  Menurut banyak Ulama dan Ustadz yang saya amati pendapatnya, salah satunya oleh Ustad Firanda salah satu ulama besar dari Indonesia yang tinggal dan mengajar di Madinah, sudah disepakati oleh sebagian besar Ulama di dunia, bahwa dalam Islam, meski berada di negara yang tidak menjalankan konsep syariat Islam sekalipun, demi menghindarkan mudhorat yang lebih besar, maka diperbolehkan ikut dalam pemilihan umum.  (Untuk lebih jelas, soal dalil pendukug serta alasan-alasannya, saya tidak jabarkan, karena ini bukan bidang saya, silahkan googling.  Kalau pun masih ada yang tidak sepaham dengan saya, mari saling menghargai keyakinan dan keputusan masing-masing).

Back to laptop alias topik, soal gegap gempita pilpres. Nah, karena keyakinan saya agama membolehkan dan negara juga menganjurkan, maka saya putuskan bulat-bulat harus ikut (kembali) dalam pilpres kali ini.  Sebagai pemilih dan simpatisan saja, tidak lebih.

Permasalahannya, hanya ada 2 calon capres-cawapres, mau pilih yang mana nih?  Jujur, saya tidak merasa ada yang paling ideal jadi presiden Indonesia.  Tapi kan no body perfect, pasti ada kekurangan sana-sini.  Kesempurnaan hanya milik Allah kok.  Namun...kan ada kriteria-kriteria ideal tuh, minimal yang paling mendekatilah.

Kemudian, ideal menurut siapa?
Sebagai muslim, tentu PALING UTAMA IDEAL MENURUT ISLAM lebih dahulu sebelum ke kriteria ideal secara umum.  barokah sang pencipta dulu dicari baru lainnya.  Menurut saya lho.

Sekali lagi, sebagai hamba Allah, dalam agama Islam, TOLONG DIPAHAMI dan DIHARGAI! Dalam agama kami, kami harus menerapkan nilai-nilai ajaran Islam dalam setiap hal kehidupan, meski bukan hal yang berhubungan secara langsung ibadah sama Tuhan.  Meskipun itu soal politik begini.  Kalau ajaran agama lain atau kalaupun mengaku muslim kemudian tidak mau melandaskan nilai Islam dalam memilih ya monggo, sekali lagi pertanggung jawaban manusia itu sifatnya individu kok. ;-)

Sudah dapat pencerahan dari tausiyah ke tausiyah, secara singkat, kemduian dapat saya simpulkan, pilihlah calon yang paling mendekati syarat-syarat berikut :
Dalam Islam, pemimpin itu harus yang BERIMAN. Mencakup :

1. TIDAK MUSYRIK/Bukan pelaku SYIRIK : harus Islam alias tidak keluar dari Islam (berarti beragama Islam itu mutlak), tidak terlibat dalam hal-hal syirik, seperti : tidak meminta selain kepada Allah dengan meminta petunjuk ke orang yang sudah mati, menjalankan ritual-ritual yang menyalahi ajaran Islam lainnya.

Nyata  Tapi..kan kedua calonnya sama-sama islam?
Iya...tapi pilih yang paling jauh dari ritual-ritual ke-syirikan.

2. TIDAK MUNAFIK : ciri orang munafik ada 3, SATU jika berkata nyatanya dia berdusta, DUA jika berjanji dia ingkar, KETIGA jika diberi amanah dia KHIANAT.

Nyata : ah keduanya (katanya) masa lalunya banyak menyinggung hal-hal yang akhirnya menyebabkan mereka tergolong munafik.
iya....pilih yang paling kecil 'kenyataan' munafiknya.  Mana yang paling nyata-nyata bernah berkata tapi dusta, pernah diaksih amanah pemimpin tapi paling jelas khianatnya, ini sih tinggalkan aja.

3. MEMILIKI KEBERFIHAKAN PADA UMAT ISLAM : Sebagai negara yang berpendudukan mayoritas Islam, sudah barang tentu pemimpinnya harus berpihak pada Islam, tapi tentu tidak mendzolimi non-Islam (INI DUA HAL YANG BERBEDA LHO!).

Nyatanya : keduanya juga berpihak pada islam lah, kan sama-sama islam.
Iya, tapi siapa orang-orang disekeliling mereka.  Siapa pendukung-pendukung mereka.  Apakah tokoh-tokoh yang berpihak pada Islam atau bukan?  Partai-partai apa yang mendukungnya? Bukankah tim-nyakelak yang membantunya untuk memimpin negara tercinta ini?

NYATA :
mana ada tokoh se-ideal itu, mana ada tokoh se-BERIMAN itu.  EMANG NGGAK ADA! Minimal...yang paling mendekati, meski sedikiiiit pendekatannya, masa' iya tidak sama sekali barang secuil hal. (Pengamatan saya, ada kok capres & cawapres yang lebih mendekati ketimbang calon satunya lagi), jadi jangan putus asa dulu.

SELANJUTNYA...baru deh masuk kriteria lain, yang tentunya memperjuangkan dan berorientasi pada RAKYAT INDONESIA, BANGSA dan NEGARA ini.  Apa aja? ya bisa ketahuan dari VISI & MISINYA, latar belakang politiknya, pengalaman sebagai pemimpinnya, de el el.  Nggak ada waktu mencari tahu detail?  Ya nggak usah cari tahu men-detail, garis besarnya saja.  Selebihnya berdoa dan tawakal sama Allah, semoga siapa pun yang terpilih nanti amanah sama tugasnya, tidak asal lip service atau janji manis kampanye semata.  Aaamiiin.

Saya!  Yang berharap besar pada pemimpin negeri ini.

Wassalam
JeungRirie

No comments:

Post a Comment