STORIES BEHIND IED MUBARAK
Alhamdulillah lebaran tahun ini “sama”,
ngga beda baik Pemerintah maupun salah satu organisasi. Plong buanget begitu tau meski
sebelumnya sempet agak deg-deg-an. *fiuh!
Bukan apa-apa, di keluarga saya yang kental
banget Muhammadyah-nya biasanya “kompak” Cuma nunut sama apa keputusan
organisasi lambing Matahari itu.
Nah mulai tahun ini, saya sama suami agak “membelot” mulai patuh sama
keputusan Pemerintah. Tentu kami
punya alasan kuat mengapa kali ini berani-beraninya membelot dari kebiasaan
keluarga. Hehehe…meski agak
deg-deg-an ketika menyampaikan perbedaan ini, syukur Alhamdulillah dipermudah
sama Allah. Makasih ya Allah! ;-)
Balik soal cerita Lebaran. Senangnya bukan main begitu tau WUAH
LEBARANNYA SAMA DI TANGGAL 19 AGUSTUS.
Jadi deh pake’ baju lebaran samaan di hari yang sama, makan ketupat opor
khas mama, yang pasti bebas dari suasana kikuk karena perbedaan (Oups! Yeah It
was happened when Ramadhan 1st was decided).
Lagi-lagi bersyukur tahun ini kami keluarga
besar kembali berkumpul di suasana lebaran, mengingat hampir semua anak mama
& papa sudah berumah tangga.
Ada kalanya salah saut anak yang berlebaran di kampong halaman pasangan
serta kakak tertua saya yang sudah sekitar 2 tahun-an menetap di Pekanbaru
membuat kami bisa saja berlebaran di tempat yang berbeda. Contihnya tahun lalu, karena papa masih
tugas di Prekanbaru serta memang asal Papa disana, kami berlebaran disana,
namun kakak kedua saya berlebaran di Sukabumi kampung halamannya. TAHUN INI? Kumpul Jakatra dong!
Jika tahun lalu sudah ada 4
kipyik-kipyik-keponakan saya dari kakak-kakak kandung, tahun ini sudah nambah 1
lagi dari kakak pertama jadi genap 5 menambah riuh keramaian suasana berkumpul
kami. Tau sendiri dong hebohnya
anak kecil kisaran usia 5-10 tahun kayak apa? Belum lagi keberadaan 7 month new
baby, wuih seperti punya sekolah kecil :D.
Seperti biasa, beberapa hari menjelang
lebaran kami sudah repot (yang menyenangkan pastinya) mempersiapkan hal-hal
sehubungan lebaran. Mama yang
paling repot di dapur dengan idealismenya SEMUA MASAK SENDIRI. Tapi memang ASELI, nggak ada masakan
khususnya lontong opor dkk-nya yang se-ENAK buatan mama. Saya? Heboh dengan jahitan yang dalam
waktu nggak sampai sebulan kudu selesaikan 4 buah baju lebaran untuk kami cecewek-an; mama, 2 kakak saya dan
buat saya sendiri dong! YES I SEW OUR IED DRESSES LHO! *Promosi!:D
Soal baju ini, senangnya bukan main saya
akhirnya bisa menyelesaikan semuanya sendiri, dan punya saya sendiri selesai
pas di malam takbiran, hehehe hampir aja make’baju un-finished. Ke esoknnya pas pada dipae’ itu
baju-baju berbagai model dengan jenis bahan sama, saya sampe’ norak, rada nggak
percaya bisa mempersembahkan “karya kecil” itu bagi keluarga saya. Meski ekpektasi penerimaan keluarga tidak seperti
harapoan saya, tapi saya tetap bersyukur.
Yah namanya juga manusia,
adalah ngarep-ngarep pujian or minimal pendapat. Ada sih tetep dipuji dari kakak pertama dan suaminya, “Bagus
kok!”, “Wuah nggak nyangka ya Cuwi punya bakat terpendam bisa buatin 4 baju
skealigus!”, ujar kakak pertama dan suaminya. Hwuhehehe..kepepet cyiiin udah keburu janji. Tapi apresiasi kan nggak melulu melalui
kata-kata yah? Melihat Mama dan
kakak-kakak memakai baju yang mungkin nggak terlalu WAH seperti lebaran-lebaran
biasanya saja sudah bentuk penghargaan mereka pada karya saya. Belum lagi, kakak kedua saya yang rela
memeinjamkan jilbab-jilbab kerennya yang rada nge-bling untuk kami semua supaya
makin kompak! CEILEEEEE….But after all…melihat semua busana-busana itu mendarat
cantik ditubuh mereka saja saya sudah SENANGNYOOOO ampun-ampunan kok,
Alhamdulillah!
Kehebohan lainnya yang agak beda di
keluarga kami kali ini adalah hebohnya sessi foto-foto. Jika di tahun sebelum-sebelumnya
narsisme foto Cuma pada anak-anak (cecewek-an khususnya), tahun ini efek gadget
akhirnya menularkan semangat bergaya depan camera hingga di kedua orang tua
kami, asyiiikk…jadi suasana berfoto makin ciamik cing! (Duh jadul bener ini
kata-kata). Sibuklah kami bergaya
sana-sini, lucunya meski ada tamu, kami hanya berhenti sesaat. Begitu tamu pulang, foto-foto lanjut
lagi dong! ;-)
Duh, rasanya semua mau diceritain,
tapi..selain pegel ngetiknyam ntar bosan juga kali bacanya. Pokoknya Alhamdulillah, again kami diberkahi keindahan di bulan
Ramadhan, terutama kehadiran anggota keluarga inti yang LENGKAP, sehingga
Susana ber-FITRI-an kental terasa.
Harapan saya dan kammi semua, semoga tahun depan bertambah lagi
kekelengkapan keluarga kami, khususnya kehadiran cucu, keponakan dan anak di
keluarga ini yang berasal dari rahim saya, Aamiiiiiin ya Robbal Alamin.
Now..let’s enjoy the pictures!
Papa & Mama
Kakak pertama (Ratih), Suami (Aznan) dan kiddos
Sisters & Brother
Perjalanan menuju lapangan sholat Idul Fitri
Suasana bermaaf-maafan
Kakak ke-2 (Rika) suami (Rikzantara) & Kiddos
Saya, Suami (Miskam) & Kiddos *ngaku2 :D
Eksis sama kiddos
Saya & Suami tercinto nich ;-)
Our big family
Kids are still kids yah?
Cecewek-an wearing my hand made eid dress ;-)
Wassalam
Jeung Rie